Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy..
Sumber :
  • Rika Pangesti/tvonenews.com

Menko PMK Minta Pihak Perusahaan Tak Buru-Buru PHK Karyawan: Bicarakan!

Selasa, 6 Desember 2022 - 18:42 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, pihaknya telah melakukan berbagai cara guna mengantisipasi adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal.

Menurut Muhadjir Effendy, pihaknya telah berkunjung ke berbagai daerah untuk bertemu dengan para pengusaha dan juga wakil organisasi pekerja. Hal itu, guna membicarakan titik temu terkait PHK masal.

"Mereka sudah ada titik temu, misalnya mengenai pengurangan jam kerja, pemotongan hari kerja, memperumahkan karyawan. Itu semua dibolehkan asalkan ada kesepakatan," ujar Muhadjir Effendy di kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2022).

Muhadjir Effendy menambahkan, adanya upaya pemotongan jam kerja tersebut sebagai bentuk mengimbangi beberapa komoditi yang tengah lesu. Seperti, pasar tekstil, garmen dan alas kaki.

"Dan betul betul disepakati bersama (pemotongan jam kerja) antara pihak pekerja dan pihak perusahaan yang penting dihindari sejauh mungkin PHK," kata dia.

"Sambil menunggu kondisi pasar, terutama Pasar global dimana, produk itu selama ini dipasokkan, itu sampai normal lagi," sambungnya.

Sehingga, kata Muhadjir, Ia meminta para pengusaha untuk menjalin komunikasi terlebih dahulu dengan karyawan, serta tidak buru-buru mengambil sikap soal PHK.

"Jadi mata rantai itu yang kita amankan dulu, yang penting jangan terburu-buru melakukan PHK. Kalau ada pengaturan itu, termasuk pengaturan upah, silakan bicarakan," ungkapnya.

Diketahui, Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut, PHK massal telah terjadi di 163 perusahaan pada sektor garmen, tekstil, dan sepatu. Di mana dalam kuartal terakhir ini sudah lebih dari 87 ribu orang terkena PHK. 

"Pada kuartal menjelang akhir tahun 2022, industri padat karya khususnya tekstil dan garmen, serta produk alas kaki semakin serius mengalami tekanan besar pasar global yang telah dirasakan sejak awal semester kedua tahun 2022," terang Haryadi dalam keterangan resmi, Selasa (29/11/2022).

PHK Massal Hantui Indonesia

Meski Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menghantui para pekerja di Indonesia, namun Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy optimis kepada pekerja di bidang industri kreatif.

Menurut Muhadjir Effendy, pekerja di bidang industri kreatif atau start up masih memiliki peluang tinggi untuk berpindah kerja bila terdampak PHK.
Sebab, menurutnya, para tenaga pekerja di start up memiliki skill yang tinggi.

"Start up itu masalahnya beda, tapi start up ini umumnya melibatkan tenaga kerja high skill," ucap Muhadjir Effendy, Selasa (6/12/2022).


"Sehingga kalau seandainya kalau ada PHK kemungkinan untuk beralih ke bidang pekerjaan lain yang berkaitan," tambahnya.

Kemudian, dia memberikan contoh beberapa bidang kreatif yang menurutnya memiliki angka pindah kerja yang cukup tinggi.

"Misalnya IT, industri kreatif, itu masih bisa, masih tinggi peluang. Nah kan angka pindah kerja di industri startup itu memang sangat tinggi," katanya.

Justru, menurut Menko PMK, yang perlu mendapat perhatian khusus atau diprioritaskan yaitu mereka yang bekerja di sektor formal.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyororoti soal nasib sandwich generation jika ikut terdampak PHK Massal.

Menurutnya, angka kemiskinan akan meningkat bila PHK massal juga menyeret sandwich generation.

Muhadjir mengatakan, ceritanya akan berbeda bila yang mengalami PHK adalah mereka yang bekerja di sektor formal.

"Yang kita waspadai lapangan pekerjaan yang low skill, yang biasanya tenaga kerjanya mereka pekerja formal generasi pertama, dimana orang tuanya dulu bukan pekerja formal," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Selasa (6/12/2022).

Sebab, lambat laun para orang tua yang kesulitan bekerja kembali akan bergantung kepada anaknya.

"Sementara anaknya ini menanggung beban keluarga yaitu punya anak, istri atau suami," tutur Menko PMK.

Oleh karena itu, kata Mantan Menteri Mendikbud ini, kehidupan sangat bergantung kepada anaknya yang sekarang sedang bekerja.

"Sehingga dia ini disebut generasi pizza (sandwich). Itu ibarat daging yang ditindih roti, jadi dia ini harus menanggung ke atas dan ke bawah," jelas dia.

Menurutnya, justru mereka yang generasi sandwich itu yang perlu diprioritaskan, karena dikhawatirkan akan membuat angka kemiskinan melambung.

"Ini harus kita selamatkan, kita cegah, karena apa? Implikasi untuk menghasilkan kemiskinan baru sangat tinggi," katanya.

"Tentu saja kita peduli dengan PHK di sektor lain termasuk startup, tetapi ini yang kita prioritaskan," pungkasnya.(rpi/muu)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:04
01:52
00:44
03:48
01:02
01:32
Viral