Ilustrasi keamanan siber..
Sumber :
  • ANTARA

2021 Tahun Akselerasi Cyber Defence

Kamis, 30 Desember 2021 - 15:35 WIB

Jakarta - Pandemi COVID-19 pada tahun 2021 semakin mengganas dengan hadirnya varian Delta. Kebijakan pembatasan interaksi tatap muka antarmanusia masih terus berlangsung hampir di seluruh dunia. Interaksi di dunia digital makin intensif. Bekerja, sekolah, berdagang, dan kegiatan komunikasi lainnya dilakukan melalui internet.

Sepanjang tahun 2021, WeAreSocial melaporkan sebanyak 336 juta pengguna internet baru (2021) atau setara dengan 7 persen di seluruh dunia. Menkominfo melaporkan kenaikan pengguna internet di Indonesia mencapai 40 persen (2021). Selangkah lagi, transformasi digital menuju level yang lebih "advance". Pandemi mempercepat proses itu.

Yang perlu diwaspadai adalah meningkatnya kejahatan siber dan ancaman terhadap pertahanan negara di ranah siber. Intensitasnya semakin meningkat.

Memang kejahatan internet meningkat tajam setahun terakhir. Purplesec.us, vendor riset cyber security asal Amerika Serikat (AS) merilis persentase kejahatan di dunia siber mencapai 600 persen selama pandemi COVID-19. Ratusan ribu "malware", "ransomware", trojan, dan virus internet disebar setiap hari. Budget untuk meningkatkan keamanan digital, baik oleh swasta maupun negara meningkat tajam hingga 300 persen.

Situasi ini menuntun kita untuk mempersiapkan diri mengantisipasi dari serangan siber. Jangan sampai kita kecolongan. Jangan sampai kontrol objek strategis negara diambil alih oleh penjahat digital.

Serangan siber yang mengancam negara bukan omong kosong. Mei 2020, Volue, perusahaan energi terbarukan Norwegia terkena serangan ransomware “Ryuk.” Karena serangan itu, Volue menutup seluruh fasilitas pelayanan dan menghentikan operasi untuk sementara. Semua data terenkripsi oleh ransomware yang jahat itu. Distribusi energi terganggu.

Colonial Pipeline, perusahaan energi asal AS tak luput dari serangan ransomware “DarkSide.” Setengah wilayah Pantai Timur Amerika lumpuh. Gubernur Georgia menyatakan keadaan darurat. Colonial membayar 75 Bitcoin (5 juta dolar AS) kepada peretas.

Berita Terkait :
1
2 3 4 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:32
01:28
04:58
01:44
02:05
04:10
Viral