Pengamat Militer Tanggapi Isu Kebocoran Data Soal Jumlah Kematian Prajurit TNI di Papua

Kamis, 20 April 2023 - 05:15 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Prajurit TNI yang menjadi korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan bertambah menjadi 5 orang. Mereka dilaporkan masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Sampai saat ini sudah 5 personel yang kena luka tembak. Tadi sudah dievakuasi ke Timika," ungkap Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung lewat kanal YouTube Puspen TNI, Selasa (18/4/2023).

Yudo mengaku sudah memastikan sendiri kondisi personelnya tersebut. Saat ini mereka dalam kondisi sehat meski masih dirawat di Rumah Sakit Timika.

Sebelumnya, santer beredar informasi melalui pesan WhatsApp yang menyatakan bahwa data prajurit yang gugur akibat serangan KKB sebenarnya adalah 6 orang.

Hal ini pun diperkuat dengan keterangan dari Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel (Kav) Herman Taryaman.

Kolonel (Kav) Herman Taryaman, mengungkapkan empat jenazah prajurit ditemukan pada Rabu (19/04/2023).

Keempat prajurit ini berasal dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.

Kesimpangsiuran data yang beredar di masyarakat membuat spekulasi bahwa TNI dan Pemerintah sengaja untuk menutup-nutupi jumlah korban serangan KKB tersebut.

Pengamat Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengatakan bahwa data yang beredar sebelumnya melalui pesan WhatsApp (WA)  jauh lebih cepat.
 
“Kecepatan data WA itu yang kemudian beredar sampai jadi masif disebarkan, itu sangat terlalu dekat untuk bocor. Tapi bukan masalah waktu aja, ini adalah masalah internal. Bayangkan dalam data itu ada tentang bagaimana terpencar, ada komunikasi dengan tim di depan masih terputus, ada kerugian ini itu yang masih dihitung. Intinya adalah buat saya tuh jadi aneh, kenapa data yang betul-betul harus harus ada dalam internal TNI ini dibocorkan ke luar,” tutur Connie.

Connie pun mempertanyakan alasan atau tujuan dibocorkannya data tersebut.

Selain itu Connie berharap pemerintah tegas untuk mengambil tindakan keras terhadap KKB yang dianggap Connie tidak berdiri sendiri.

Connie yakin bahwa faktor-faktor maupun negara lain yang terlibat dalam KKB ini sudah diketahui.

Apalagi prajurit-prajurit yang diserang merupakan pasukan terbaik atau elite TNI dan berasal dari Kopassus. 

Jika publik banyak yang bertanya mengapa TNI seolah bisa kedodoran, Connie pun langsung melemparkan pertanyaan itu kepada KSAD, hingga Danjen Kopassus.

Dirinya bahkan menyinggung dugaan adanya tentara bayaran lah yang melakukan penyerangan terhadap  anggota TNI saat melakukan operasi penyelamatan Pilot Susi Air, bukan KKB.  

Menurut Connie, sejauh ini pemerintah belum memiliki grand design yang kuat untuk menumpas gerakan KKB di Papua. 

Padahal, kata Connie, sudah saatnya di Papua digelar operasi militer untuk membasmi gerakan separatis itu.(awy)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:07
02:34
04:41
02:33
02:15
05:26
Viral