Pro Kontra Soal Kedatangan Coldplay ke Indonesia

Jakarta, tvOnenews.com - Coldplay akan menggelar konser di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta pada (15/11/2023) mendatang yang euforianya sudah terasa dari sekarang.  

Bahkan, bukan hanya orang yang ingin mendapatkan tiket yang berjuang habis-habisan untuk bisa menonton langsung grup band kesayangannya. 

Namun ternyata, ada juga pihak yang malah menghembuskan sebuah informasi yang dimana persaudaraan Alumni 212 merasa pihaknya mempunyai bukti bahwa grup musik asal inggris tersebut mendukung LGBT.  

Hal tersebut dikuatkan dengan aksi vokalis Coldplay Chris Martin yang kerap mengibarkan bendera pelangi yang dinilai sebagai bendera kaum LGBT yang dianggap oleh sebagian pihak yang memang bertentangan dengan Pancasila.  

PA 212 juga mengimbau panitia untuk segera mengurungkan niatnya mendatangkan Coldplay. Pihaknya menilai masih banyak grup musik yang tidak beraliran mendukung LGBT ataupun ateisme.  

Novel Bamukmin selaku Sekjen PA 212 beranggapan bahwa hal ini jangan sampai terjadi lagi, belajar dari konser girlband asal Korea yaitu Blackpink dinilai telah merusak GBK dan masih banyak musik Indonesia yang lebih layak dan bagus, jika ingin menyelenggarakan konser.  

Terkait polemik tersebut, Pegiat Media Sosial Permadi Arya atau Abu Janda menyoroti soal penolakan konser Coldplay di Indonesia oleh Persaudaraan Alumni 212 (PA 212). 

Ia pun blak-blakan menyebut dukungan Coldplay soal hubungan sesama jenis adalah hak mereka. 

Selain itu, kehadiran band asal Inggris juga tak membahayakan seperti teroris.  Lantas bagaimana kelanjutan konser Coldplay di Indonesia? 

Akankah tetap terlaksana atau masih menjadi perdebatan hangat yang berujung untuk gagal? Simak selengkapnya, hanya di Catatan Demokrasi tvOne. (awy)