BP2MI Gagalkan Ratusan Pengiriman TKI yang Akan Diberangkatkan Secara Ilegal ke Dubai | tvOne

Senin, 7 September 2020 - 10:10 WIB

Tangerang, Banten – Ratusan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) hendak diberangkatkan secara Ilegal ke Dubai, Uni Emirat Arab, melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Minggu, 6 September 2020.

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemukan hal tersebut ketika menginspeksi secara mendadak Terminal 3 Bandara Soetta, Minggu malam.

Sebelum merazia, petugas BP2MI telah mengamati gerak-gerik oknum-oknum yang diduga terlibat mengatur keberangkatan para buruh migran itu. Mereka menciduk salah seorang pria yang menangani para TKI di Terminal 3. Namun lelaki tersebut berkelit dan mengaku bukan siapa-siapa. Tetapi foto di galeri ponselnya menunjukkan hal berbeda.

“Benar, Mas. Berarti dia. Dia moto ini. Saya tahu kok, kamu moto untuk laporan kamu,” ujar Benny. Pria tersebut pun dibawa ke kantor polisi bersama barang buktinya.

Dari penelusuran petugas, ada sekitar 200 TKI yang hendak diberangkatkan ke Dubai, Senin pukul 00.55 dengan maskapai Emirates. Sebagian besar di antaranya akan dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga.

“Sebagian besar, bisa dikatakan 90 persen bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Padahal pemerintah Indonesia belum mencabut moratorium pelarangan pemberangkatan atau penempatan pekerja migran Indonesia di sektor domestik. Termasuk pembantu rumah tangga. Artinya kita ketahui bahwa keberangkatan mereka adalah ilegal,” imbuh Kepala Badan BP2MI.

Benny mencoba menjelaskan kepada para wanita yang tadinya akan dikirim ke Uni Emirat Arab.

"Negara tidak melarang warga negaranya bekerja berangkat ke luar negeri. Tetapi harus secara resmi. Untuk menjamin Ibu dalam perlindungan negara, akan aman. Jadi Ibu berangkat ke mana, di negara mana, bekerja apa, majikannya siapa, itu dalam kontrol perlindungan negara. Nah, banyak yang selama ini bermasalah sampai harus kembali. Bahkan ada hal-hal yang tidak diinginkan. kekerasan eksploitasi itu karena berangkatnya tidak resmi,” kata Benny. Tetapi penjelasan itu tak mengubah pendirian ibu tersebut.

“Kita tetap ingin berangkat, karena butuh kerja. Saya sudah terima apapun risikonya.” Tutup wanita itu.

Modus yang digunakan untuk meloloskan calon pekerja buruh migran itu adalah dengan visa wisata. Namun ketika ditanya, semuanya tak punya tiket untuk kembali ke Indonesia.

Benny bertekad menangkap oknum-oknum yang terlibat dalam perdagangan manusia itu. BP2MI telah mengumpulkan data berupa foto dan video, siapa saja yang menangani para TKI tersebut di bandara sehingga bisa keluar dari tanah air. Menurut Benny, pengiriman tenaga kerja secara ilegal melibatkan sejumlah oknum dari beberapa instansi.

“Ada oknum TNI, oknum Polri, Oknum Imigrasi, Oknum naker, oknum di kedutaan besar, bahkan bahkan mungkin oknum BP2MI. Kita harus berani membersihkan para penjahat pengkhianat Republik Merah-Putih ini karena mereka telanjur diberikan mandat kekuasaan untuk mengurus negara ini. Mereka digaji difasilitasi uang rakyat. Begitu tega, begitu jahat jika mereka harus melacurkan jabatan yang mereka miliki, hanya untuk mencari uang dengan cara yang tidak halal. Ini bisnis kotor untuk mendapatkan uang dengan jumlah yang banyak dengan ccara yang itu tadi.” Tegasnya.

(Lihat juga: Lagi, Ratusan TKI dideportasi dari Malaysia Melalui PLBN Entikong)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:28
00:58
06:16
01:54
01:38
10:26
Viral