Ahok Kritik Pertamina, Soal Tata Kelola Perusahaan yang Dianggap Tidak Efisien | tvOne

Kamis, 17 September 2020 - 09:01 WIB

Jakarta, Klik Disini - Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok melontarkan kritik secara terbuka soal buruknya tata kelola PT Pertamina (Persero). Dalam kritiknya kali ini, Ahok membeberkan sejumlah masalah di tubuh Pertamina. Mulai dari gaji besar pejabat nonjob Pertamina, utang perusahaan yang membengkak, hingga masalah penunjukkan direksi dan komisaris.

Terlebih, Ahok menyarankan agar Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibubarkan. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan banyak tata kelola perusahaan negara yang tidak efisien. Secara gamblang ia jugua menyatakan, jika tata kelola buruk ini dirasakannya langsung setelah ia ditunjuk sebagai Komut Pertamina.

"Kalau lihat Kementerian BUMN itu dibubarkan seharusnya. Kita harus membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," kata Ahok.

Kritik Ahok terhadap tata kelola Pertamina tersebut akhirnya menuai respons dari banyak pihak, termasuk dari sejumlah politisi.

Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengatakan, pernyataan soal kritik terhadap Pertamina itu muncul karena Ahok butuh panggung untuk menunjukkan kinerjanya sebagai Komut Pertamina. Namun, lanjut Andre, kritik itu malah mendiskreditkan Pertamina secara umum.

"Statement-statement Pak Ahok ini membuat gaduh dan cenderung tanpa dasar. Saya paham Pak Ahok butuh panggung, tapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina. Jangan kebanyakan bicara, apalagi Pak Ahok orang dalam Pertamina," kata Andre.

Andre juga menjelaskan beberapa pernyataan Ahok yang dinilainya tanpa dasar. Seperti mengatakan, bahwa Pertamina lebih suka beli blok migas dari luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri. Padahal faktanya, banyak eksplorasi dalam negeri yang telah dilakukan Pertamina.

"Statement Pak Ahok ini tidak benar, dalam data yang kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada 2019 Pertamina melakukan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi dan eksploitasi dengan 800 work over," terang Andre. (umm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
12:33
02:09
08:03
01:19
03:36
08:48
Viral