Demo Besar-besaran Kembali Terjadi di AS Gegara Hakim Bebaskan Polisi Penembak Warga Kulit Hitam

Sabtu, 26 September 2020 - 09:46 WIB

Washington, AS – Unjuk rasa besar-besaran kembali terjadi di Amerika Serikat (AS) gara-gara Hakim dan dewan juri memutuskan membebaskan polisi yang menembak seorang wanita berkulit  hitam, Breonna Taylor. Hakim menyebutkan bahwa tindakan yang diambil oleh ketiga anggota kepolisian itu tidak melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP).

Demonstrasi menentang ketidakadilan ras itu digelar lagi pada Kamis malam (24/9) di Seattle, Washington, AS. Para pengunjuk rasa mendirikan barikade di seberang pasukan polisi dan membakar sampah di tengah jalan.

Sejak keputusan dibacakan Rabu, 23 September 2020, demonstrasi berlangsung di sejumlah kota. Masyarakat menentang rasisme. Unjuk rasa diadakan di Louisville, New York, Chicago, Atlanta, Philadelphia, Boston, hingga Los Angeles.

Pada Rabu, dewan juri mendakwa mantan detektif, Brett Hankinson, atas tiga hal. Yakni membahayakan orang lain secara ceroboh tingkat pertama karena diduga menembak dengan membabi buta ke dalam apartemen dan membahayakan orang lain. Sementara dua petugas lainnya yang menembak Taylor, Jonathan Mattingly dan Myles Cosgrove tidak didakwa.

Menurut dewan juri tidak satu pun dari tiga petugas berkulit putih yang terlibat dalam penggerebekan polisi dan berujung maut, di apartemen Taylor didakwa karena menyebabkan kematian perempuan kulit hitam tersebut.

Dakwaan itu muncul lebih dari enam bulan setelah Breonna Taylor, terbunuh di depan pacarnya yang memiliki senjata, setelah tiga petugas memaksa masuk ke rumahnya dengan surat perintah penggeledahan dalam penyelidikan perdagangan narkoba. Taylor merupakan seorang teknisi medis darurat dan calon perawat berusia 26 tahun.

Setelah pengumuman dewan juri muncul, pengunjuk rasa segera turun ke jalan-jalan di kota terbesar Kentucky itu dan berbaris selama berjam-jam sambil meneriakkan, "Tidak ada nyawa yang penting sampai nyawa orang-orang berkulit hitam penting (No lives matter until Black lives matter)," di tengah bentrokan sporadis dengan polisi yang bersiap-siap menghadapi kerusuhan.

Sebagian besar demonstrasi tetap berjalan dengan damai sampai akhirnya beberapa tembakan terdengar ketika polisi bersenjata berat mendekati kerumunan pengunjuk rasa pada malam hari. Polisi memerintahkan kerumunan untuk membubarkan diri sekitar setengah jam sebelum jam malam pukul 21.00.

Sebelumnya pada hari itu, belasan orang juga ditangkap dalam bentrokan antara ratusan demonstran dan sekelompok petugas penegak hukum di kawasan Highlands di luar pusat kota Louisville. Dua petugas tertembak dan terluka, kata pelaksana tugas kepala Kepolisian Metropolitan Louisville, Robert Schroeder, kepada jurnalis.

Sebagian kerumunan massa membubarkan diri setelah penembakan Rabu malam. Polisi mengatakan setidaknya telah melakukan 46 penangkapan. (act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:57
02:32
01:28
04:58
01:44
02:05
Viral