Jakarta Rugi Rp 55 Miliar, Anies Janji Berikan Bantuan Modal Bagi UMKM Terdampak | tvOne

Jumat, 9 Oktober 2020 - 12:51 WIB

Jakarta – Unjuk rasa menolak Undang-undang Cipta Kerja yang berlangsung di Jakarta mengakibatkan kerugian sebesar Rp55 miliar. Salah satu lokasi yang terdampak cukup parah adalah kawasan Simpang Senen, Jakarta Pusat. Demo yang terjadi pada Kamis, 8 Oktober 2020 itu mengakibatkan terbakarnya sejumlah fasilitas umum, bangunan bioskop, dan beberapa rumah toko.

 “Fasilitas-fasilitas umum yang ada di Jakarta yang mengalami kerusakan kemarin, kita sepanjang malam membersihkan sehingga masyarakat Jakarta bisa berkegiatan biasa di hari Jumat ini. Jalan-jalan bersih dari sampah, puing-puing masih dalam proses penuntasan. Harapannya nanti sebelum siang selesai,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan Jumat pagi (9/10).

Anies mengungkapkan ada puluhan halte bus yang rusak dan hangus.

“Sejauh ini fasilitas umum yang paling banyak terdampak adalah halte-halte bus, total ada sekitar 20, kemudian halte saja diperkirakan Rp55 miliar dan kita harus perbaiki semua,”  tambah Gubernur.

 “Kemudian ada beberapa lokasi yang terjadi kebakaran, pada saat ini sedang dilakukan penghitungan seberapa besar nilai kerugiannya,” kata Anies lagi.

Ia berharap data kerusakan dan kerugian bisa segera dikumpulkan dan dihitung.

“Barusan saya memeriksa di Senen karena di tempat ini terjadi kebakaran tadi malam dan lokasinya menyebar pada kios-kios Semula di bioskop dan kemudian alhamdulillah sekarang sudah pendinginan. Mudah mudahan siang ini proses pemadaman tuntas,” terang Anies.

Sedikitnya ada empat ruko di Komplek Ruko Maya di belakang Grand Theater Senen, Jakarta Pusat, dilalap akibat dibakar massa pada Kamis (8/10) malam. Hingga pukul 06.41 WIB para petugas pemadam kebakaran masih berjibaku mendinginkan lokasi yang terbakar, baik di gedung eks bioskop Grand Theater Senen dan ruko-ruko yang menjual buku-buku itu.

"Kami turunkan 170 personel dan 33 unit mobil pemadam kebakaran, saat ini situasi masih pendinginan," kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan saat dihubungi, Jumat.

Selain petugas pemadam kebakaran, di sekitar lokasi ada juga petugas dari Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang membersihkan saluran agar air dari lokasi kebakaran tidak tersumbat material sisa aksi.

"Luasan gedung yang terbakar satu rukonya 100 meter, dengan ketinggian tiap gedung 3-4 lantai. Kita belum tahu berapa kerugian material yang ditimbulkan dari kebakaran ini," ujar Satriadi.

Unjuk rasa penolakan Omnibus Law juga berdampak pada para pelaku Usaha Menengah Kecil dan Menengah (UMKM), karena sejumlah kios hangus akibat dibakar demonstran.

Sementara PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) mengecam tindakan pelaku perusakan dan penjarahan aset di 18 lokasi halte bus di sekitar titik aksi massa di Jakarta.

"TransJakarta sangat menyayangkan dan mengecam keras aksi perusakan dan penjarahan halte-halte dan fasilitas warga, utamanya di Bundaran HI ini," kata Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta, Nadia Diposanjaya.

Hingga Kamis pukul 20.30 WIB dilaporkan aksi pembakaran dan penjarahan halte TransJakarta di antaranya berlokasi di Koridor 1 yang meliputi Bundaran HI, Sarinah, Tosari Baru, Tosari Lama dan Karet Sudirman.

Kejadian serupa juga dialami halte yang berlokasi di Koridor 5 Sentral Senen serta di Koridor 2 Senen arah Pulogadung dan Senen arah HCB.

Nadia mengatakan api yang membakar aset TransJakarta mulai terlihat sekitar pukul 17.07 WIB. Sebelum api berkobar, kata dia, seluruh layanan TransJakarta sudah berhenti dioperasikan sejak pukul 16.30 WIB.

"Semua petugas dan pelanggan kami yang berada di lokasi juga sudah berhasil dievakuasi dengan selamat dan tidak ada korban jiwa," ujarnya.

Selain membakar, massa juga merusak halte serta fasilitas Transjakarta lainnya seperti yang terjadi di Halte Koridor 1 HCB, BI, Gambir 1, Benhil dan Dukuh Atas 1. Kejadian serupa juga dialami halte di Koridor 3 yakni Sumber Waras dan Grogol 1. Halte Koridor 8 Petojo dan Rumah Sakit Tarakan serta Halte di Koridor 2 Kwitang.

"Sejauh ini, kami belum mengetahui total kerugian yang dialami dengan adanya perusakan ini, tidak hanya warga yang akan kesulitan melakukan transit, karena pembangunan kembali membutuhkan waktu pada halte modern ini," katanya. (act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:36
08:00
01:49
09:04
01:41
02:02
Viral