Amnesti Internasional Menuduh Kepolisian Menggunakan Kekerasan Yang Berlebihan Pada Pengunjuk Rasa

Jumat, 16 Oktober 2020 - 10:53 WIB

Santiago, Chile – Amnesti Internasional menemukan adanya “Kelalaian yang Disengaja” serta “Perintah Diam-diam” dar Komando Strategi Kepolisian yang berjung pada penyalahgunaan aparat saat menangani pengunjuk rasa. Lembaga itu menuduh kepolisian Chile menggunakan kekerasan yang berlebihan kepada para pendemo berdasarkan penyelidikan selama periode 18 Oktober hingga 30 november 2019.

Dalam laporannya Amnesti Internasional menyebutkan bahwa penggunaan kekerasan berlebihan terhadap pengunjuk rasa tidak mungkin terjadi jika para petinggi tidak memberikan perintah terhadap bawahannya. Hasil investigasi dikeluarkan hanya beberapa hari menjelang peringatan satu tahun insiden tersebut.

Menurut organisasi ini, unjuk rasa yang berlangsung tahun 2019 dan besar-besaran itu diikuti sekitar 1,2 juta orang. Gejolak itu dipicu kenaikan tarif transportasi umum khusus pada jam sibuk. Masyarakat Chile saat itu juga mengkritik pemerintah karena lambatnya pertumbuhan ekonomi dan mendesak pemerintah mengubah undang-undang tenaga kerja, perpajakan serta jaminan pensiun. Protes yang berlangsung hingga awal tahun 2020 itu mengakibatkan sedikitnya 30 orang meninggal dunia, ribuban orang ditahan, serta berujung pada kerusuhan dan penjarahan yang tersebar di sejumlah lokasi. Peristiwa ini mengakibatkan kerugian miliaran dollar AS serta merusak perekonomian Chile.

“Mereka yang berada di komando strategis polisi nasional, mengizinkan tindakan penyiksaan dan dilakukannya penganiayaan terhadap para demonstran. Karena mereka menganggap para pengunjuk rasa sebagai pelaku kejahatan yang perlu dibubarkan dengan segala cara,” ujar Direktur Amnesti Internasional untuk Amerika, Erika Guevara-Rosas.

Lembaga ini juga mendokumentasikan sejumlah kasus penggunaan pasukan polisi yang berlebihan hingga 30 November 2020. Dan laporan juga mencatat pelanggaran itu berlanjut hingga Maret 2020, di masa virus corona melanda Chile dan menenggelamkan aksi protes.

Ketegangan antara pemerintah dengan demonstran kembali meningkat setelah pada awal bulan Oktober, seorang remaja terjatuh dari jembatan saat bentrokan antara polisi dan pendemo berlangsung. Massa menuding petugas keamanan yang melempar anak tersebut dari ketinggian. Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan. (act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:52
02:08
02:13
01:10
01:07
03:09
Viral