PANAS!!! Jelang Debat Pilpres AS Terakhir, Trump: Joe Biden Kriminal dan Antek China | tvOne

Rabu, 21 Oktober 2020 - 21:11 WIB

Wisconsin, Amerika Serikat – Jelang debat terakhir pemilihan presiden Amerika Serikat, Donald J Trump semakin agresif. Ketika berorasi di hadapan pendukungnya di Janesville, Wisconsin, Sabtu, 17 Oktober 2020 lalu, Trump nampak berapi-api. Ia terus mencecar saingannya, Joe Biden dari Partai Demokrat. Bahkan Trump menuduh Biden sebagai seorang kriminal dan antek China karena menjual dirinya ke Pemerintah Tiongkok.

“Kalian tahu, kita akan menang di Wisconsin, kita akan memenangkan permainan ini. Menurut kalian untuk apa saya berdiri di sini di malam berangin yang sangat dingin? Apa menurut kalian saya melakukan ini untuk kesehatan saya? Saya tidak melakukannya demi kesehatan,” kata Trump.

“Jika saya sampai kalah, saya berarti kalah kepada kandidat terburuk sepanjang sejarah pemilihan presiden. Apa yang saya lakukan? Lebih baik saya kalah dari orang yang sangat berbakat. Setidaknya saya bisa melangkah dan melanjutkan hidup,” tambahnya.

“Saya kebal Covid dan pulih dengan cepat. Saya sekarang bisa lompat ke penonton dan memberikan kalian semua sebuah ciuman. Semua lelaki dan perempuan. Saya bahkan akan mencium yang lelaki. Mencium semua lelaki kuat di bawah sini. Walau saya tidak menyukainya, tetapi saya akan melakukannya,” ujar Trump.

“Keluarga Joe Biden adalah perusahaan kriminal. Sebenarnya dia membuat kejahatan Hillary Clinton terlihat amatiran. China sudah membeli dan membayar Joe Biden. Biar saya beritahukan, bila Joe Biden menjadi presiden, China akan menguasai negara ini,” tuding Trump.

Kalau empat tahun lalu Trump menggoreng isu email kantor yang digunakan untuk kepentingan pribadi Clinton, maka kali ini Trump juga konstan menyerang Biden dengan tudingan terkait korupsi di Ukraina yang disebutnya dilakukan anaknya Hunter Biden dengan menjadi direksi sebuah perusahaan energi di sana, sekalipun tak ada satu pun bukti hukum dan material yang menguatkan tuduhan dia ini.

Tetapi tim kampanye Trump yakin manuver saat-saat terakhir ini akan efektif seperti terjadi pada pemilu 2016. Masalahnya, situasi 2020 berbeda dengan situasi 2016. Saat ini rakyat AS fokus terhadap epidemi COVID-19 yang sudah merenggut 221 ribu nyawa.

Namun demikian di tengah gencarnya serangan pribadi itu, Biden tetap unggul di negara bagian-negara bagian suara mengambang yang menentukan kemenangan pemilu seperti Pennsylvania, Florida, Wisconsin dan Michigan.

Biden juga mengungguli Trump sampai selisih 28 persen dalam hal dukungan dari suara kaum perempuan non urban yang dulu menjadi pendukung setia Trump.

Pada pemilu 2016 Trump mendapatkan dukungan besar dari pemilih wanita kulit putih, tetapi kecenderungan ini tengah bergeser kepada Biden.

Trump juga tercampakkan di kalangan pemilih usia lanjut yang pada pemilu lalu mayoritas mendukung dia.

Pergeseran sikap kelompok usia lanjut di atas 65 tahun itu terjadi karena Trump meremehkan COVID-19 yang justru paling mengancam kaum usia lanjut yang di AS disebut warga senior ini. (act/ant)

(Lihat juga: JOE BIDEN SEBUT TRUMP MENGABAIKAN RAKYAT AS DALAM PANDEMI COVID-19)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:09
02:29
02:19
01:59
05:50
00:36
Viral