Dahsyatnya Terjangan Topan Goni Tewaskan Belasan Orang dan Jutaan Mengungsi | tvOne

Selasa, 3 November 2020 - 21:13 WIB

Manila, Filipina – Belasan orang meninggal dunia akibat terjangan Topan Gani yang memorakporandakan wilayah timur Filipina. Dahsyatnya angin itu juga mengakibatkan lebih dari satu juta orang dievakuasi.

Angin kencang menerjang permukiman warga di sejumlah provinsi di antaranya Provinsi Catanduanes, Provinsi Albay, dan Ibu Kota Filipina, Manila. Kecepatannya mencapai 225 kilometer per jam.

Embusan angin berkecepatan itu mengakibatkan atap-atap rumah terempas, pohon-pohon roboh, serta memicu banjir bandang.

Tujuh warga di kawasan gunung api Mayon, Provinsi Albay, dilaporkan meninggal dunia akibat terseret banjir, tertimpa bebatuan, atau terkena pohon tumbang.

Topan Goni juga membuat pemerintah setempat terpaksa menutup Bandara Internasional Filipina dan menghentikan seluruh penerbangan demi keselamatan.

Topan Goni mmerupakan salah satu topan berkekuatan terbesar di dunia sepanjang tahun ini.

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah Medan menyebut siklon tropis Goni di atas laut Filipina menyebabkan wilayah di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hujan ringan hingga lebat dalam beberapa hari depan.

"Yang sedang hingga lebat itu, umumnya terjadi di wilayah pantai barat, lereng barat, dan Kepulauan Nias," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah I-Medan Eridawati di Medan, Selasa, 3 November 2020.

Ia mengatakan sembilan kabupaten di Sumut meliputi Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Samosir, Toba Samosir, Simalungun, Karo, Tapanuli Selatan, Langkat, dan sebagian daerah Deli Serdang juga mengalami situasi serupa.

Kondisi cuaca seperti ini menyebabkan di wilayah Sumut khususnya, mengalami konvergensi atau pengumpulan angin yang cenderung melewati provinsi ini, sehingga terjadi pertumbuhan awan-awan hujan yang cukup signifikan.

"Kita cuaca kena konvergensi akibat siklon tropis Goni, sedangkan cuaca di Medan, secara umum terjadi hujan pada sore atau malam hari, seperti di Medan Helvetia dan Medan Sunggal. Tetapi hujannya bersifat tidak merata, cuma hujan lokal," terang dia.

Selain siklon tropis Goni, katanya, cuaca di provinsi terletak di bagian utara Pulau Sumatera ini juga dipengaruhi oleh Sirkulasi Eddy di Samudera Hindia barat dan adanya "share line" atau belokan angin.

"Kalau pusaran Eddy terjadi di Samudera Hindia, cakupan wilayahnya lebih kecil dibandingkan dengan siklon tropis Goni," ungkapnya.

Pihaknya memperkirakan ketiga fenomena alam tersebut masih bertahan dan terjadi dalam dua hingga tiga hari ke depan pekan ini.

Sementara BMKG Nunukan menyebutkan siklon yang terjadi wilayah Filipina telah memengaruhi tingginya curah hujan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Prakirawan BMKG Nunukan, Jamingi menyebutkan berdasarkan pengamatan  curah hujan di Kabupaten Nunukan dalam sepekan terakhir ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2019.

Intensitas hujan tinggi terjadi sejak Agustus dan akan terus berlangsung sampai dengan November 2020.

Sesuai pengamatan melalui satelit BMKG Nunukan, curah hujan di daerah itu bisa mencapai 200 milimeter dan umumnya terjadi pada malam hari mulai pukul 20.30 WITA.

Namun, sejak dua hari terakhir ini curah hujan mulai menurun dengan intensitas yang tidak terlalu deras walaupun tetap berlangsung terutama pada saat malam hari disebabkan siklon di Filipina mulai berkurang.

Ia menambahkan adanya kondisi angin yang berhembus kencang pada tiga wilayah di Kabupaten Nunukan terjadi karena adanya La Nina. (act/ant)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:49
01:41
01:47
06:30
01:40
02:00
Viral