Merembet! Buntut Panjang Kerumunan Massa HRS di Jawa Barat | tvOne

Jumat, 20 November 2020 - 18:17 WIB

Kabupaten Bogor, Jawa Barat – Buntut kerumunan massa Front Pembela Islam (FPI) yang dipimpin Habib Rizieq Shihab (HRS) di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Jumat, 13 November 2020 berbuntut panjang. Dampaknya merembet kemana-mana. Sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dan Kecamatan Megamendung dipanggil ke Polda Jawa Barat untuk dimintai klarifikasi.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor juga kembali menggelar tes cepat Covid-19 secara massal setelah terjadi kerumunan kegiatan FPI. Rapid test dilaksanakan di Desa Kuta dan Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Jumat (20/11). Hari ini ada 100 orang yang jalani tes cepat, dan empat di antaranya reaktif. Sehingga petugas dari Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor langsung melaksanakan tes usap pada mereka.

Sebelumnya pada Kamis (19/11) Satgas Penanganan Covid-19 juga menggelar tes cepat di lokasi yang sama.

Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor Burhanudin menjelaskan rangkaian tes cepat massal tersebut guna penelusuran kasus karena dikhawatirkan terjadi penularan COVID-19 yang tak terkendali setelah kegiatan peletakan batu pertama masjid di Pondok Pesantren Agrokultural Markaz Syariat Megamendung, Bogor dengan dihadiri Imam Besar FPI Rizieq Shihab pada pekan lalu.

Kepala Dinkes Kabupaten Bogor Mike Kaltarina menyebutkan 214 orang menjalani tes cepat. Mereka terdiri atas 150 orang di Desa Sukagalih dan 64 orang di Desa Kuta.

"Total ada lima yang reaktif COVID-19, dari 214 tes massal yang dilakukan hari ini," kata dia.

Ia menjelaskan lima orang yang hasil tesnya reaktif langsung menjalani tes usap di lokasi.

"Kelimanya sudah dilakukan 'swab', kita tunggu beberapa hari untuk hasilnya. Kita juga akan gelar 'rapid test' besok, soalnya ini sampel belum cukup," tuturnya.

Sementara itu pada Jumat, petugas Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat memanggil sejumlah orang untuk dimintai klarifikasi terkait kerumunan kegiatan HRS di Megamendung. Mereka adalah Kepala Desa Sukagalih Alwasyah Sudarman, Ketua RW 3 Agus, Ketua RT 1 Marno, Kepala Desa Kuta Kusnadi, Camat Megamendung Endi Rismawan, Sekda Kabupaten Bogor, Burhanudin, Bupati Bogor Ade Yasin, Kasatpol PP Pemda Bogor Agus Ridallah, Bhabinkamtibmas, Aiptu Dadang Sugiana, Panitia Habib Muchsin Alatas.

“Ini ada pemanggilan ya dari sepuluh orang yang kemarin diminta klarifikasi. Yang sudah terkonfirmasi ada tujuh orang. Tiga orang belum ada konfirmasi namun ada penyampaian tiga orang tersebut tidak bisa hadir, itu adalah Bupati, Ketua RW setempat, kemudian satu lagi adalah dari pihak penyelenggara FPI. Dan Ibu Bupati memang sudah ada penyampaian bahwa yang bersangkutan sakit kena Covid. Ada juga surat sakit juga yang ditujukan kepada kita dari ketua RW setempat. Itu mereka keduanya tak bisa hadir karena sakit. Dari pihak penyelenggara FPI sampai sekarang belum ada kabarnya,” ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi A Chaniago.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin selama 10 jam oleh terkait kerumunan itu.

Burhanudin menghadiri undangan pemeriksaan untuk klarifikasi itu pada pukul 10.00 WIB dan baru usai pada pukul 20.10 WIB.

"Kami sudah sampaikan beberapa pertanyaan klarifikasi yang diminta sebagai Gugus Tugas Kabupaten Bogor, saya ditanya 50 pertanyaan dari identitas sampai penutup, kalau pak Agus Ridho (Kepala Satpol PP Kabupaten Bogor) 34 pertanyaan," kata Burhanuddin.

Setelah menghadiri undangan klarifikasi itu, ia berharap apa yang ia sampaikan dapat menjadi titik terang bagi kepolisian dalam menegakkan hukum terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan COVID-19 yang terjadi dalam kegiatan Rizieq Shihab, Jumat (13/11) lalu. Acara tersebut dihadiri oleh tiga ribuan orang hingga diduga mengabaikan protokol kesehatan.

"Info dari lapangan, massa itu dari pendatang, kalau warga setempat itu hanya melihat sebentar, langsung masuk lagi. Infonya bukan massa dari daerah situ," kata Burhanuddin.

Sebagai pelaksana Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Bogor, ia meminta kepada masyarakat dari seluruh elemen agar bisa menahan diri di masa pandemi COVID-19 ini. Karena khususnya di Kabupaten Bogor sendiri, menurutnya jumlah kasus COVID-19 mengalami kenaikan.

"Mohon dengan segala hormat dan kerendahan hati, kepada masyarakat mari kita patuhi protokol kesehatan," kata dia. (act/ant)

(Lihat juga: DUA KAPOLDA DICOPOT, KETUA KOMPOLNAS: KAMI APRESIASI LANGKAH TEGAS INI)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
02:00
01:32
25:54
04:20
02:33
Viral