Sakit Hati dan Sering Dilecehkan Jadi Alasan Pelaku Mutilasi di Bekasi | tvOne

Kamis, 10 Desember 2020 - 19:03 WIB

Jakarta – Remaja pelaku mutilasi di Bekasi, Jawa Barat, A (17), mengungkapkan alasan di balik perbuatan kejinya terhadap korbannya, Dony Saputra (24). Pengamen manusia silver itu mengaku sakit hati karena sering dibohongi dan kerap dilecehkan oleh korban.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengungkapkan hal tersebut saat diwawancarai Andromeda Mercury dan Tysa Novenny di program Kabar Petang tvOne, Kamis, 10 Desember 2020.

“Motif utama yang dia sampaikan adalah dia merasa sakit hati terhadap si korban. Sakit hati pertama karena dilakukan asusila atau sejak mulai bulan Juli,” ungkap Yusri.

Bentuk tindakan asusilanya adalah pelecehan seksual sesama jenis.

Selain pelecehan, korban juga kesal karena korban sering memarahi pelaku dan ingkar janji.

“Yang pertama pada saat dia tidur, dilakukan terhadap si pelaku ini. Ini pengakuannya. Yang kedua sakit hati juga sering dilakukan kekerasan dalam bentuk marah, dan juga sering tidak dibayar pada saat melakukan asusila karena memang janjinya akan dikasih duit,” tambah Kabid Humas.

Sejak bulan Juli hingga terjadi pembunuhan Minggu, 6 Desember 2020, A mengaku telah dipaksa memenuhi hasrat seksual menyimpang korban sebanyak 50 kali.

Yusri juga membeberkan bagaimana pelaku dan korban ini bisa berkenalan.

“Kebetulan pekerjaan pelaku adalah sebagai pengamen biasa di kendaraan umum. Kemudian saat dia kerja ngamen, ditegur oleh seseorang—korban ini—yang berinisial DS. Kemudian berkenalan diajak makan, bahkan diberi imbalan uang saat itu,” ungkap Yusri.

Karena korban menunjukkan sikap yang baik pada pelaku, A menjadi percaya dan senang berteman dengan Dony. A bahkan mengizinkan Dony menginap di rumahnya. Dari situlah semua pelecehan tersebut bermula.

“Tersangka ini ulang tahun di bulan Juli, korban datang membawa hadiah kemudian ditraktir. Setelah itu bermalam. Ini awal mulanya,” beber Yusri.

“Korban bermalam di rumah tersangka dan saat itulah dilakukan asusila, yang awalnya menurut tersangka dia tidak mau, tetapi dengan paksaan, rayuan, dan janji akhirnya dia menuruti,” katanya lagi.

Perbuatan tidak senonoh itu dilakukan hingga puluhan kali. Namun belakangan, korban tak lagi menepati janji yakni memberi upah setelah usai tidur bersama.

“Dia memang dikasih imbalan. Setiap habis tidur bersama dikasih imbalan. Sampai dengan beberapa kali imbalan itu mulai hilang. Tersangka menagih setiap selesai, alasannya banyak. Terakhir dia  melakukannya karena dipaksa sehingga timbul rasa sakit hati terhadap korban,” ujar Yusri.

Yusri menambahkan bahwa nilai imbalan yang diberikan korban pada pelaku adalah Rp100 ribu setiap selesai tidur bersama. Belakangan jumlah itu berkurang menjadi Rp20 ribu, turun lagi ke Rp15 ribu, kemudian tidak ada bayaran sama sekali. Ini menjadi salah satu pemicu emosi sehingga tega membunuh dan memutilasi korban. (act)

(Lihat juga: MUTILASI DI BEKASI, POLISI: KORBAN DIPERKIRAKAN BERUSIA 20 TAHUN)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:52
02:08
02:13
01:10
01:07
03:09
Viral