Erupsi Gunung Merapi, Jumlah Pengungsi dari Daerah Rawan Terus Bertambah | tvOne

Jumat, 29 Januari 2021 - 17:59 WIB

DI Yogyakarta – Erupsi Gunung Merapi mengakibatkan masyarakat di sekitar lerengnya terpaksa mengungsi. Jumlah warga yang pindah ke tempat aman dari daerah rawan terus bertambah.

Sejak Kamis malam (28/1) hingga Jumat pagi (29/1), Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan Pos Pengamatan Gunung Merapi, Jrakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) mencatat 41 kali kegempaan guguran dengan amplitudo 3-21 milimeter.

BPPTKG merekomendasikan masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat hujan turun. Mereka juga diminta untuk tidak melakukan penambangan di alur sungai.

Saat ini status Gunung Merapi berada pada Level III dengan potensi bahaya sejauh lima kilometer dari puncak gunung.

BPPTKG Ukur Jarak Luncur

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menerbangkan drone untuk memastikan jarak luncur awan panas guguran yang keluar dari Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat, mengatakan penerbangan drone telah dilakukan untuk mengambil foto udara di alur Kali Boyong saat kejadian awan panas guguran mencapai 52 kali pada Rabu (27/1).

"Hasil foto udara menunjukkan jarak luncur awan panas pada 27 Januari 2021 mencapai 3,5 km untuk jarak miring atau 3,2 km jika dihitung jarak horizontal," kata dia.

Oleh sebab itu, ia mengatakan jarak luncur awan panas guguran masih dalam rekomendasi jarak bahaya yang telah ditetapkan, yaitu pada jarak maksimum 5 km dari puncak Gunung Merapi.

Hanik menyebut bahwa awan panas masih berpotensi terjadi di Gunung Merapi. Daerah yang berpotensi bahaya awan panas guguran dan guguran lava adalah alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Selain itu, sambung Hanik, erupsi eksplosif juga masih mungkin terjadi di Gunung Merapi. Potensi bahaya erupsi eksplosif ini berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 km dari puncak.

Sejak memasuki masa erupsi efusif pada 4 Januari 2021, menurut dia, sampai saat ini aktivitas Gunung Merapi terhitung masih tinggi.

Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya awan panas guguran sejak tanggal 7 Januari 2021. Bahkan pada Rabu (27/1) kejadian awan panas guguran mencapai 52 kali. Jarak luncur awan panas diperkirakan sejauh 3 km dari puncak Merapi ke arah hulu Kali Boyong dan Krasak.

Hanik mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya tersebut mengingat awan panas guguran dan lahar hujan dapat terjadi sewaktu-waktu. (act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:16
09:06
09:00
01:35
02:53
03:01
Viral