Presiden Prancis, Macron: Eropa dan Amerika Serikat Harus Sumbang Vaksin Covid-19 ke Afrika! | tvOne

Kamis, 25 Februari 2021 - 12:57 WIB

Prancis - Presiden Prancis Emmanuel Macron, Jumat (19/2), mengatakan Eropa dan Amerika Serikat harus segera menyumbang vaksin COVID-19 ke Afrika sehingga negara-negara di benua itu dapat memvaksin tenaga kesehatannya.

Jika bantuan vaksin tidak segera diberikan, China dan Rusia akan segera merebut pengaruh negara-negara Barat di Afrika.

Macron pada minggu ini mendesak Eropa dan AS mengalokasikan lima persen dari total persediaan vaksinnya untuk negara-negara berkembang demi mencegah adanya kesenjangan vaksin antarnegara di dunia.

Presiden Macron, saat berbicara di Munich Security Conference setelah Presiden AS Joe Biden dan Kanselir Jerman Angela Markel, mengatakan langkah pertama yang harus dilakukan  ialah mengirim 13 juta dosis ke Afrika. Jumlah itu, menurut Macron, cukup untuk diberikan ke seluruh tenaga kesehatan di Afrika.

"Jika kita pada hari ini (tidak segera, red) mengalokasikan miliaran uang untuk mengirim dosis (vaksin, red) dalam waktu enam bulan, delapan bulan, satu tahun, maka teman kita di Afrika, yang terus mendapat tekanan dari rakyat, maka mereka akan membeli (vaksin, red) dari China dan Rusia," kata Macron ke para peserta konferensi di Munich, Jerman.

"Kekuatan Barat tidak hanya jadi sebuah konsep, tetapi jadi aksi nyata," ujar Macron.

Macron menyebut 13 juta dosis vaksin setara dengan 0,43 persen total vaksin yang dipesan oleh Eropa dan Amerika Serikat.

Kelompok tujuh negara kuat dunia (G7) pada Sabtu  (20/2) menegaskan dukungan mereka untuk negara-negara rentan, terutama terkait pengadaan vaksin.

Oxfam France mendesak negara-negara G7 untuk berhenti memonopoli vaksin dari perusahaan farmasi di negaranya masing-masing. Jika monopoli dihentikan, maka itu akan jadi cara "tercepat, teradil, dan terefektif untuk meningkatkan produksi vaksin sehingga negara-negara tidak perlu berebut vaksin," kata Oxfam sebagaimana dikutip dari pernyataan tertulisnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (18/2) mendesak negara-negara yang memproduksi vaksin COVID-19 tidak hanya mengurusi kepentingan dalam negeri, tetapi juga menyumbangkan vaksin ke negara-negara miskin dan berkembang lewat kerja sama pengadaan vaksin dunia (COVAX).

Miliarder dan filantropis, Bill Gates, dalam konferensi yang sama, jika negara-negara mengambil langkah yang tepat maka kesenjangan vaksinasi COVID-19 antarnegara kaya dan berkembang dapat menyempit sampai enam bulan.

Uni Eropa Dukung Pemberian Vaksin Ke Afrika

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Selasa mendukung seruan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menyumbangkan vaksin COVID-19 kepada petugas kesehatan di Afrika, ketika sebuah acara bertabur bintang mendukung pembagian vaksin yang adil.

"Vaksin masih langka di mana-mana, tetapi ini kepentingan bersama kami untuk membagikannya," kata von der Leyen melalui siaran web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Dan oleh sebab itu saya mendukung usulan Presiden Macron untuk menyumbangkan dosis vaksin yang diperlukan untuk memvaksin petugas layanan kesehatan di Afrika."

Uni Eropa telah memberi dana tambahan 500 juta euro (sekitar Rp 8,5 triliun)) untuk inisiatif COVAX, yang didukung WHO, untuk memasok suntikan COVID-19 ke negara-negara berkembang, dengan menggandakan kontribusi awal blok tersebut.

Global Citizen, sebuah organisasi internasional yang bekerja untuk mendorong gerakan mengakhiri kemiskinan ekstrem hingga 2030, meluncurkan kampanye untuk mendukung distribusi vaksin secara merata, yang bakal disiarkan pada Mei.

Billie Eilish, penyanyi sekaligus pencipta lagu asal Amerika yang menyabet penghargaan Grammy, dijadwalkan turut serta dalam acara tersebut.

"Setahun yang lalu saya mengisi tiga acara selama tur dunia saya, begitu ada COVID-19 kami harus membatalkan semuanya ... Pandemi masih melanda seluruh dunia, dan saya masih seperti kebanyakan anda yang berada di rumah," kata penyanyi berusia 19 tahun itu.

"Akan tetapi kami melihat bagaimana kami dapat membuat perubahan, ketika kami berkumpul dan memanfaatkan suara kami, sehingga kami harus bertindak agar semua orang mendapat akses vaksin COVID-19 secepat mungkin." (Mii)

Lihat Juga: WHO Catat Kasus Harian Covid-19 Menurun Drastis, Benarkah Pandemi Berakhir di Bulan April? | tvOne

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
07:36
01:53
01:21
01:08
01:52
01:57
Viral