Benjamin Netanyahu Terancam Dilengserkan Oposisi Israel Bersatu

Sabtu, 5 Juni 2021 - 16:55 WIB

Kfar Maccabiah, Israel - Partai yang dipimpin oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yakni Likud menang dalam Pemilu 2021. Meski demikian dia dianggap gagal dalam membentuk koalisi pemerintahan. 

Mayoritas parlemen Israel kini dikuasai kelompok Sayap Kanan Yahudi, Knesset. Koalisi tersebut dipimpin oleh eks Menhan, Naftali Bennett. Peran politikus Muslim Israel, Mansour Abbas tak bisa dilepaskan dari penguasaan parlemen itu. Abbas memutuskan membawa partainya yang berlandaskan Islam, United Arab List, untuk bergabung dengan Bennet yang berhaluan kanan. 

Sederet tokoh oposisi Israel bersepakat untuk merebut tongkat kepemimpinan Benjamin Netanyahu. Rival Netanyahu kini telah membentuk koalisi baru demi meruntuhkan 12 tahun kursi empuk Benjamin Netanyahu.

Seperti yang diketahui, politik Israel kini mulai mendidih. Pasalnya, tahta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mulai digoyang. Sederet politikus Israel bersepakat untuk membentuk koalisi pemerintahan baru. Langkah tersebut dinilai sebagai gerbang penggulingan penghuni tahta Israel.

Diketahui, jika sang rival memaksa Perdana Menteri yakni Benjamin Netanyahu untuk turun dari jabatannya yang telah Ia kuasai selama 12 tahun. Adalah Yair Lapid, seorang sentris dari partai Yesh Atid dan Naftali Bennett yang merupakan seorang ultranasionalis partai Yamina.

Keduanya mengumumkan kesepakatan itu setelah mereka berhasil menyusun pemerintahan koalisi dengan sejumlah partai dari seluruh spektrum politik. Lapid, berhasil mengumpulkan tanda tangan dari tujuh partai yang menandakan kesedihan mereka untuk membentuk koalisi sesaat sebelum mandat keputusan untuk membentuk pemerintahan baru berakhir di tengah malam.

Tuntutan Netanyahu untuk meninggalkan tahtanya pun sudah lama terdengar. Berbagai rangkaian protes pun telah terjadi selama berbulan-bulan. Tak tanggung-tanggung, Netanyahu telah didakwa melakukan korupsi, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Wajah suram sang Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu yang dinilai telah menerima dakwaan kriminal dinilai membuahkan reputasi buruk bagi Israel. Netanyahu, dianggap tak bisa memimpin sebuah negara saat hukum telah dijatuhkan kepadanya.

Namun, tuduhan terhadapnya konsisten dibantah oleh Benjamin Netanyahu. Pemerintah dari koalisi yang baru terus menggoyang kedudukan Netanyahu yang terdiri dari berbagai partai penguasa.

Sejumlah massa pun berupaya mendulang simpati dengan menggempur Palestina, tetapi tidak berhasil meraihnya. Justru sebaliknya, pemerintahan baru akan menggelar pemungutan suara pada Rabu, 9 Juni 2021 mendatang.

Masa jabatan Benjamin Netanyahu selama 12 tahun pun berakhir diujung tanduk. Kecuali, Netanyahu dapat meruntuhkan koalisi tersebut sebelum dilantik. (adh)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
06:16
01:54
01:38
00:54
01:06
02:40
Viral