Ketiban Rezeki Nomplok, Warga Sleman Beli 3 Unit Mobil Sekaligus

Kamis, 2 September 2021 - 16:20 WIB

Sleman, Yogyakarta - Pedukuhan Pundong Kelurahan Tirtoadi Kapanewon Mlati Kabupaten Sleman, mendadak menjadi kampung miliarder baru. Hal ini setelah puluhan warganya menerima ganti rugi pembangunan jalan tol Yogya-Bawen.

Kepala Dukuh Pundong 3 Pekik Basuki mengatakan, ada 45 rumah warga dan 145 bidang tanah yang terdampak pembangunan tol di Pedukuhan Pundong I, II, III, hingga IV. Dari jumlah itu, ada warga yang mendapat ganti rugi terbanyak hingga Rp12,5 Miliar.

Pasca uang ganti rugi proyek ganti rugi pembangunan tol Yogya-Bawen cair, mendadak warganya menjadi miliarder, salah satunya Sumianto. Sumianto (51) menerima ganti rugi hingga Rp2,4 miliar.

Menurut pengakuannya, uang tersebut langsung dibelikan sebidang tanah, sepeda motor, alat elektronik, dan 3 unit mobil sekaligus. Sebanyak 2 unit mobil akan diberikan kepada 2 orang anaknya yang baru saja masuk perguruan tinggi negeri. 

Sementara itu, mobil bak terbuka dibelinya untuk membantu dia berjualan sayur dan mendukung alat dekorasi untuk acara hajatan. “Uangnya dibuat untuk beli tanah, mobil, laptop, dan motor,” Sumianto.

Seperti yang diketahui, Kelurahan Tirtoadi Sleman ini merupakan daerah segitiga emas karena menghubungkan jalan tol Yogyakarta dengan Jawa Tengah. Sedangkan untuk ruas tol yang telah siap dilakukan pembangunan adalah jalan tol Yogya-Bawen yang memotong lahan pertanian, rumah warga, dan bangunan cagar budaya.

Nantinya pembangunan jalan tol Yogya-Bawen akan dilakukan sepanjang 72 kilometer. “Di Tirtonadi ini akan terjadi pertemuan dari Yogya-Solo, Yogya-Bawen, dan Yogya-Kulon Progo yang mana titiknya ada di Selatan Dusun Ketingan Tirtoadi ,” kata Kepala Dukuh Pundong 3 Pekik Basuki.

Lebih lanjut, Pekik menjelaskan jika jalan tersebut menembus Desa Ketingan dan melewati lahan persawahan milik warga. “Pembangunan tol ini melewati persawahan milik warga termasuk tanah kas desa dan Pundong 1, 2, 3, dan 4,” pungkasnya.

Terkait hal itu, Pekik menyebut bahwa pemerintah desa telah meminta dan memberikan arahan pada warganya agar tidak menggunakan untuk berfoya-foya. Meskipun sebagian besar warganya memiliki mata pencaharian sebagai, buruh tani, buruh pabrik, dan tukang. (adh)


Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
02:00
01:32
25:54
04:20
02:33
Viral