Diorama PKI Dibongkar, Ada Yang Janggal? Sejarawan: Hal Kecil Namun Penting

Rabu, 29 September 2021 - 18:33 WIB

Jakarta- Pembongkaran diorama 3 tokoh Penumpas PKI di Museum Dharma Bhakti Kostrad Jakarta menjadi sorotan. Mantan Panglima TNI, Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo merasa janggal karena museum seharusnya jadi pengingat akan perjuangan para pahlawan

 

Diorama yang menggambarkan peristiwa G30S/PKI di Museum Dharm Bhakti Markas Komando Strategis, Angkatan Darat, Kostrad telah dibongkar. Terdapat tiga tokoh penumpas PKI dalam ruangan tersebut yakni Mayjen Soeharto, Jenderal AH Nasution, dan Sarwo Edhie.

Adegan memperlihatkan Mayjen Soeharto menerima laporan dari Komandan Resimen para komando Angkatan Darat, RPKAD, Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Sementara, Menteri Panglima TNI Angkatan Darat, Jenderal AH Nasution yang selamat dari upaya penculikan PKI duduk tidak jauh dari Soeharto dan Sarwo Edhie.

 

“Saya pikir pembongkaran itu kalau memang betul alasannya adalah untuk ketenangan batin, itu melambangkan suatu sikap yang progresif. Kita tahu sejak tahun 1998, penelitian atau riset mengenai peristiwa 1965, seiring dengan tuntutan penjernihan sejarah, pertanggungjawaban dan permintaan pengadilan terhadap peristiwa kemanusiaan yang besar atau 65 itu meningkat. Kita melihat perkembangan dalam studi sejarah yang lebih bisa membuat kita memandang jernih peristiwa itu,” tutur Sejarawan, JJ Rizal.

 

Rizal juga menambahkan, apa yang dilakukan Kostrad adalah sebuah evaluasi yang besar dari sikap yang sudah menahun. Menurut Rizal, selama ini Angkatan Darat menjadi penyokong utama dari propaganda Orde Baru terhadap peristiwa 1965 yang terkait dengan bagaimana PKI menjadi dalang dari peristiwa tersebut.

 

Pembongkaran diorama tersebut, menurut Rizal, merupakan sebuah koreksi yang penting dan menarik, juga melambangkan sebuah perkembangan baru di Kostrad, jika memang benar-benar pembongkarannya dengan niat menenangkan batin.

 

Tetapi, tentu hal tersebut lebih jauh harus diikuti dengan mengadopsi perkembangan studi dan riset yang berkembang untuk lebih membuat masyarakat memandang jernih peristiwa 1965.(awy)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
07:30
01:07
03:27
01:35
03:20
01:47
Viral