Pentingnya Edukasi Cara Hidup di Kaki Gunung Api

Jumat, 10 Desember 2021 - 13:34 WIB

Jakarta - Bencana alam awan panas guguran Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12) lalu tidak hanya menyebabkan kerugian secara materiil namun juga harus merenggut nyawa warga sekitar Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Sejumlah warga lainnya juga masih hilang.

Lalu sebenarnya seberapa siapkah pemerintah pusat dan daerah melakukan mitigasi terhadap daerah rawan bencana? Apakah masyarakat sudah cukup memperoleh pelatihan dan juga informasi yang memadai mengenai kondisi gunung berapi yang berada di sekitarnya?

Keberadaan gunung api di tanah air sangatlah banyak. Tak heran jika kemudian Indonesia dijuluki Ring of Fire atau cincin api. Keunikan geologis Indonesia ini tidak hanya menyimpan potensi namun juga marabahaya tersembunyi yang jika tidak dikelola dengan baik akan mengancam masyarakat.

Dari pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tidak hanya Semeru yang sedang meningkat aktivitasnya. Tercatat tiga gunung berapi berstatus siaga yaitu Gunung Merapi, Gunung Sinabung, dan Gunung Ile Lewotolok, sementara 17 lainnya berstatus waspada.

Informasi mengenai warning atau peringatan terjadinya bencana juga langsung dikomunikasikan kepada pihak terkait. Eko Budi Lelono menjelaskan mengenai hal ini.

"Jadi ada empat komponen yang terkait dengan peringatan dini yang ideal. Jadi yang pertama itu terkait dengan pengetahuan risiko. Kemudian yang kedua itu terkait dengan sistem pemantauan dan peringatan. Kemudian yang ketiga itu sistem komunikasi dan diseminasi informasi dan yang terakhir adalah kemampuan merespon," ujar Kepala Geologi PVMBG ini.

Sistem nomor dua dan tiga menjadi bagian utama dari Badan Geologi PVMBG. Ia mengatakan bahwa pihaknya selalu melaporkan hasil olahan data dan informasi mengenai peningkatan kegiatan vulkanis kepada stakeholder terkait seperti BPBD, Pemda, dan BNPB.

Selain mitigasi, pihaknya juga membuat peta kawasan rawan bencana geologis. Peta ini merupakan mitigasi paling awal dimana akan diketahui wilayah-wilayah mana saja yang aman dan berbahaya.

"Seharusnya daerah-daerah ini memang tidak ada aktivitas di dalamnya, termasuk juga tempat tinggal," sebut Eko. (afr)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:36
08:00
01:49
09:04
01:41
02:02
Viral