Psikolog: 90 Persen Kasus Kekerasan Seksual Dilakukan Oleh Terdekat

Kamis, 16 Desember 2021 - 10:10 WIB

Depok, Jawa Barat - Seorang oknum guru mengaji berinisial MMS di Depok Jawa Barat melakukan aksi cabul kepada 10 orang murid perempuannya yang masih dibawah umur. Mirisnya aksi bejat tersebut dilakukan di majelis taklim tempatnya mengajar.

Modusnya korban dibujuk rayu dengan uang Rp 10.000 dan diintimidasi jika menolak. Aksi ini sudah dilakukan mulai bulan Oktober lalu. 

Tim penyidik satreskrim Polres Metro Depok terus mengumpulkan barang bukti baru, dan telah meminta keterangan dari 20 orang dari pihak Majelis Taklim, korban, dan orangtua korban. 

Sebelumnya di Tasikmalaya Jawa Barat seorang guru sekolah Madrasah Aliyah yang juga pengajar Pesantren dilaporkan oleh dua orang santriwati atas kasus dugaan perbuatan cabul. 

Aksi bejat tersebut dilakukan pelaku saat para korban sedang sakit. Berdasarkan data KPAID Tasikmalaya jumlah korban diduga mencapai sembilan orang.

Kasus yang paling menyita perhatian adalah pelecehan yang dilakukan seorang guru sekaligus pemilik pesantren di Bandung Jawa Barat Herry Wirawan. Sejak tahun 2016 hingga awal tahun 2021, pelaku tega memperkosa 13 santriwati yang belajar di pondok pesantrennya. 

Bahkan beberapa korban Herry, para perempuan yang masih dibawah umur sampai hamil dan melahirkan. Kasus Harry Wirawan yang kini telah masuk persidangan tersebut bahkan mendapatkan atensi dari Presiden Jokowi.

Melalui menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Presiden menginstruksikan agar negara hadir dan memberikan tindakan tegas. Salah satunya dengan mengawal kasus tersebut.

Menurut Psikolog Ajeng Raviando, ketika seorang guru melakukan suatu tindakan, maka para murid akan berpikir tindakan tersebut merupakan hal yang akan berdampak positif. Ketika seorang guru menyalahgunakan powernya, kekuatan dirinya untuk memperdaya murid-murid dan melakukan apa yang dirinya inginkan, disitulah yang berbahaya.

“Sebanyak 90% dari peristiwa kekerasan seksual itu dilakukan oleh orang-orang terdekat. Orang-orang yang mereka kenal. Mereka tahu kondisinya seperti apa. Tapi sayangnya banyak sekali lapisan masyarakat yang belum memahami bahwa kekerasan seksual ini justru banyak terjadi di lingkungan-lingkungan yang mereka pikir itu aman,” tutur Ajeng.

Ajeng juga menambahkan, penanaman secara moral menjadi hal yang sangat penting agar anak mengenali hal apa yang benar atau salah. Salah satu hal yang penting adalah mengajarkan edukasi seksual kepada anak ketika sang anak akan tinggal di suatu tempat di mana dirinya harus mengambil keputusan di sebuah situasi.

“Jangan lupa, penanaman secara moral dari keluarga itu menjadi hal yang sangat penting. Dikarenakan kalau memang dari keluarga anak tidak dibekali mengenai edukasi seksual. Bagaimana mereka harus bisa menjaga dirinya, bagaimana perilaku-perilaku yang sebetulnya melanggar norma kesusilaan. Hal-hal tersebut tentunya harus dibekali oleh keluarga, ataupun orang tua ketika anaknya akan berada di suatu lingkungan yang tidak bisa didampingi oleh orangtua,” imbuh Ajeng.(awy)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:26
01:54
01:18
02:35
02:56
03:32
Viral