Ahli Psikologi Forensik Jelaskan Respon Putri Candrawathi jika Mengalami Kejadian Kekerasan

Rabu, 21 Desember 2022 - 13:47 WIB

Jakarta - Ahli psikologi sekaligus Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) Reni Kusumowardhani mengungkapkan kepribadian terdakwa kasus pembunuhan berencana Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Dalam persidangan ini, tim pengacara Putri Candrawathi awalnya bertanya kepada Reni soal analisisnya sebagai ahli psikologi forensik terkait alasan korban pelecehan seksual masih bisa bertemu dengan pelaku setelah pelecehan terjadi.

"Mengapa bisa seseorang jadi korban kekerasan seksual kemudian dalam beberapa waktu temui pelakunya?" tanya pengacara Putri Candrawathi.

"Pada rektroma sindrom atau sindrom perempuan yang alami kekerasan seksual sampai pemerkosaan itu ada fase di mana pada saat fase akut dan segera kemungkinannya ada tiga. Pertama adalah ekspres jadi di sini mengekspresikan kemarahannya dan kedua kontrol di kontrol ini satu penekanan dan ini berelasi pada ciri-ciri kepribadian tertentu yang internalizing tadi, jadi menekan rasa marahnya, menekan rasa takutnya, menekan rasa malunya meskipun itu ada tapi dikontrol. Ketiga adalah shock disbelief, menjadi sulit berkonsultasi dan sulit mengambil keputusan," jawab Reni.

Reni juga menjelaskan dalam kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa Putri Candrawathi, respons yang diberikan istri Sambo itu lebih ke fase kontrol diri.

Putri Candrawathi, memilih menahan emosinya sebagai bentuk pertahanan diri.

"Nah yang terjadi pada ibu PC pada teori ini lebih sesuai dengan respons yang kontrol. Jadi seolah tidak ada emosi apa-apa, seolah-olah itu tidak terjadi apa-apa. Itu merupakan suatu bentuk defense mechanism supaya tetap tegar," tutur Reni.(awy)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:23
01:35
01:45
01:54
01:47
15:24
Viral