Korban meninggal dunia akibat lompat dari angkot, saat kabur dari aksi penodongan oleh seorang perempuan di Sumedang, bertambah satu orang..
Sumber :
  • Lutfi Setia Rafsanjani/tvOne

Wanita Korban Aksi Penodongan dalam Angkot di Sumedang Meninggal Dunia Usai Dirawat 5 Hari

Selasa, 27 September 2022 - 00:49 WIB

Sumedang, Jawa Barat - Korban meninggal dunia akibat lompat dari angkot, saat kabur dari aksi penodongan seorang perempuan di kawasan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, bertambah satu orang.

Korban meninggal merupakan Lisnawati (25), warga Cirengganis, Desa Haurgombong, Kecamatan Pamulihan, Sumedang. Korban meninggal dunia pada pukul 17.29 WIB, di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang, Senin (26/09/22).

Humas RSUD Sumedang, Rudianto mengatakan, korban meninggal pada pukul 17.29 WIB, setelah sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di RSUD Sumedang.

"Korban dinyatakan meninggal oleh tim dokter sekitar pukul 17.29 WIB," kata Rudianto saat dihubungi melalui selulernya.

Rudi menuturkan, korban meninggal diduga akibat mengalami luka serius di bagian kepala akibat benturan setelah terjatuh dari angkot.

"Iya korban dari awal lantaran ada benturan di kepala dan benjolan di telinga kanan atas, kemungkinan ada pendarahan di bagian otak," tuturnya.

Saat ini, kata Rudi, jenazah korban masih berada di kamar jenazah RSUD Sumedang untuk di pulasara dan dimandikan, yang kemudian akan dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka.

"Korban masih di ruang jenazah RSUD Sumedang, dan rencananya akan dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, warga Sumedang digegerkan dengan dugaan aksi penodongan dengan pisau yang terjadi di dalam angkot, hingga membuat penumpang panik, dan dua orang diantaranya lompat dari dalam angkot, satu diantaranya ibu hamil 6 bulan, Kamis (26/9/22).

Akibat kejadian itu, satu orang mengalami luka ringan dan dua orang perempuan mengalami luka berat. Namun nahas, dua orang perempuan yakni, Rika Mulyani (24) dan Lisnawati (25) meninggal dunia di RSUD Sumedang setelah sebelumnya keduanya mendapatkan perawatan intensif.

Korban Selamat Trauma

Pasca peristiwa aksi penodongan di dalam Angkutan Kota (angkot) 05 jurusan Tanjungsari-Cicalengka, yang terjadi di Jalan Raya Bandung-Cirebon, Kamis (22/9/22) siang, salah satu korban selamat mengaku masih trauma.

Ditemui di kediamannya di Dusun Cirengganis RT 05 RW 01, Desa Haurgombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang pada Jumat (23/9/22) siang. Korban selamat bernama Idar (50) menceritakan peristiwa mencekam yang dialaminya tersebut.

Menurut Idar, saat itu ia bersama anaknya Lisnawati (25) serta cucu, dan tetangganya Rika Mulyani (24) sedang dalam perjalanan pulang dari Pasar Tanjungsari. Dalam perjalanan tersebut, pelaku menaiki angkot yang sama dari alun-alun. Saat angkot sedang melaju, tiba-tiba pelaku mengeluarkan sebilah pisau dari tasnya.

"Saat itu saya pulang dari pasar ada penumpang perempuan, pas di alun-alun itu naik, di dalam angkot ada saya, anak, cucu dan Rika sama supir, 5 orang. Lalu ada lagi penumpang laki-laki naik ke angkot tapi di depan," kata Idar.

Saat angkot sedang melaju, lanjut Idar, tiba-tiba pelaku mengeluarkan sebilah pisau dari tas yang dibawanya. 

Pelaku kemudian menodong-nodongkan pisau ke arah penumpang sambil mengancam akan membunuh yang ada di dalam angkot. 

Lisna yang merasa takut kemudian lompat dari di dalam angkot yang kondisinya masih jalan.

"Udah jalan di depan SMAN, perempuan itu ngangkat pisau dari kantongnya sambil bicara nih pisau depan saya. Kemudian Lisna takut, terus dia bilang 'saya bunuh saya bunuh' sambil pisaunya diacungin," ucapnya.

Idar menuturkan, karena merasa ketakutan dua penumpang yakni Rika dan Lisnawati nekat lompat keluar dari angkot yang masih melaju cukup kencang.

Keduanya mengalami luka berat dan bersimbah darah. Sementara pelaku baru bisa diamankan oleh warga saat pengemudi angkot menghentikan laju kendaraannya beberapa meter kemudian, hingga membuat dirinya trauma atas kejadian ini.

"Anak saya takut lalu loncat dari angkot yang keadaan angkot masih jalan tau ada yang bawa pisau di belakang. Lalu saya minta berhenti dulu ke supir, setelah angkot berhenti saya lari sambil bawa cucu saya digendong."

"Pelaku masih marah-marah bawa pisau, kemudian pelaku ditangkap sama warga dan penumpang laki-laki yang ada di depan sambil dibawa pisaunya. Tidak ada yang ditusuk, kalau itu luka akibat loncat dari angkot," ujarnya.

Sementara itu Kapolres Sumedang, AKBP Indra Setiawan mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus penodongan tersebut. 

Adanya dugaan pelaku merupakan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ), saat ini pelaku menjalani pemeriksaan kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua Kabupaten Bandung.

"Kita dari pihak kepolisian yang pertama tentunya masih terus melakukan penyeledikan. Adapun terkait dugaan adanya pelaku itu ODGJ, kita tindak lanjuti dengan kita informasikan ke ahli, kemudian dibawa ke RSJ Cisarua."

"Hasil pemeriksaan kita belum tahu dari ahli berapa lama informasi 14 hari. Namun kita tetap tentunya itu dari ahli karena mungkin perlu observasi bahwa orang itu benar-benar mengidap gangguan jiwa atau tidak," kata Indra.

Meski demikian, kata Indra, pihaknya juga masih menyelidiki adanya tindak pidana dalam kasus penodongan ini. Sementara untuk kondisi korban saat ini satu orang dirujuk ke Rumah Sakit Santosa Bandung, lantaran dalam kondisi kritis dan belum sadarkan diri, satu korban diantaranya meninggal dunia. 

"Untuk korban saat ini yang satu meninggal dunia, satu lagi dalam keadaan kritis dan belum sadarkan diri hingga harus di bawa ke Rumah Sakit Santosa Bandung," ujarnya. (lsr/ree/mut)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:04
01:52
00:44
03:48
01:02
01:32
Viral