Heboh Dua Santriwati Banyumas Mengaku Diculik, Diperkosa dan Dibuang, Ternyata Bohong

Banyumas, Jawa Tengah - Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Berry mengatakan, petugas terus mendalami kasus penculikan, pemerkosaan terhadap santriwati di Banyumas yang sempat heboh. Penyelidikan melibatkan unit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA). Kanit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) akhirnya melaksanakan konseling kepada kedua santriwati.

Setelah dilakukan pendekatan dan konseling oleh Kanit PPA Sat Reskrim Polresta Banyumas, Ipda Metri Zul Utami, kedua santriwati tersebut akhirnya mengakui mereka hanya kabur karena tidak betah di pesantren.

"Jadi dipastikan, kabar penculikan dan pemerkosaan dua orang santriwati merupakan perkataan bohong," jelas Berry, Rabu (26/1/2022).

Berry menambahkan, kedua santri asal Subang dan Jakarta Timur, merupakan santriwati kelas 1 SMP yang baru masuk Juli 2021. Keduanya kabur pada Kamis (20/1/2022) pukul 10.00 WIB, melalui pintu belakang sekolah.

Lalu keduanya naik kendaraan umum ke Wangon. Pelarian keduanya berakhir di teras rumah kerabat yang kemudian melaporkan ke pihak kepolisian. 

"Kami menyerahkan permasalahan kedua santriwati kepada pihak keluarga, karena mereka masih di bawah umur," ujar Berry lagi.

Sebelumnya, publik sempat dihebohkan oleh kejadian dua santriwati di Kabupaten Banyumas yang mengaku menjadi korban penculikan dan pemerkosaan, lalu dibuang. Keduanya berinisial H (14) dan R (14) ditemukan pagi buta di teras salah seorang kerabat di Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jumat (21/1/2022) lalu.

Kepada kerabatnya, santriwati mengaku menjadi korban penculikan saat mereka sedang membeli jajan di belakang pondok pesantren yang berada di wilayah Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas. Jarak pesantren dan rumah kerabat tempatnya ditemukan, sekitar 10 kilometer. 

Saat ditemukan di teras, keduanya juga dalam kondisi lemah dan sempat diperiksa secara medis. Oleh kerabatnya, kasus ini dilaporkan ke Polsek Wangon. (Sonik Jatmiko/dan)