Pasar penyeimbang yang digelar Pemkab Kotim dianggap sangat membantu mengendalikan inflasi didaerah tersebut..
Sumber :
  • Istimewa

Sampit Alami Deflasi 0,01 Persen di Bulan Oktober 2022

Rabu, 16 November 2022 - 09:54 WIB

Kotawaringin Timur, Kalteng - Perkembangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2022 di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah secara umum menunjukkan adanya penurunan indeks harga atau deflasi.

Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sampit, terjadi deflasi sebesar 0,01 persen atau penurunan indeks harga konsumen dari 116,57 pada bulan September 2022 menjadi 116, 56 pada bulan Oktober 2022.

"Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2022 sebesar 5,61 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun Oktober 2022 terhadap Oktober 2021 sebesar 6,64 persen," ujar Kepala BPS Kotim Eddy Surahman, Selasa (15/11/2022).

Dijelaskannya, deflasi di Kota Sampit terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,02%.

Selanjutnya, penurunan pada kelompok perumahan, air, listrik kemudian bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10%, kelompok transportasi sebesar 0,03% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,12%.

Sedangkan, untuk beberapa komoditas yang mengalami penurunan indeks harga pada Oktober 2022 antara lain minyak goreng, telur ayam ras, ikan tongkol, cabai rawit, mangga, angkutan udara, emas perhiasan, langkah mudah, cabai merah dan bawang merah.

"Sementara komoditas yang mengalami peningkatan indeks harga adalah kacang panjang, rokok kretek, kangkung, pisang, semangka, ketimun, daging ayam ras, oli mesin, rokok putih dan beras," tuturnya.

Sementara itu, terpisah Bupati Kotim Halikinnor bersyukur karena angka inflasi di Kota Sampit sudah mulai terkendali.

Sejauh ini pihaknya terus melakukan sejumlah upaya agar dapat menekan angka inflasi yang terjadi di daerah ini.

Di antaranya dengan rutin melaksanakan pasar penyeimbang yang rencananya ini akan dilaksanakan hingga akhir tahun 2022.

"Saya yakin adanya pasar penyeimbang ini menjadi pengaruh besar untuk mengendalikan angka inflasi. Mudah-mudahan kondisi ini dapat terus bertahan sehingga menjadi stabil," harapnya.

“Kotim sempat diragukan mampu menekan inflasi di bawah 8 persen, tapi nyatanya di bulan Oktober justru mampu hingga 6,64 persen,” sambung Halikinnor lagi.

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
25:31
03:07
07:12
11:19
05:11
03:04
Viral