Ratusan gelondongan kayu alam yang ditebang masih terlihat berserakan..
Sumber :
  • Daud

Pembalakkan Liar Besar-besaran di Simalungun, Kadis Lingkungan Hidup: Kita Lapor ke Kementerian

Senin, 25 Maret 2024 - 10:22 WIB

Simalungun, tvOnenews.com - Berdalih bukan di areal  kawasan hutan, aksi penebangan ratusan batang pohon yang tumbuh di daerah resapan air di dua nagori atau desa, yakni Nagori Dolok Mariah, dan Nagori Huta Saing di Kecamatan Dolok Silou, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, masih terus berlanjut.

Warga khawatir, bila aksi penebangan kayu alam ini masih terus saja berlanjut, akan  berdampak pada perubahan ekosistem alam dan tidak tertutup kemungkinan akan terjadinya bencana banjir dan longsor di beberapa wilayah di Sumatera utara.

Dari pantauan di lokasi penebangan pada Minggu (24/3/2024) di Desa Dolok Mariah, ditemukan sedikitnya tiga titik lokasi berbeda areal penebangan kayu yang telah dibabat oleh para cukong kayu ini.

Terlihat ratusan batang gelondongan jenis kayu alam yang usianya puluhan bahkan ratusan tahun dengan kualitas super dan sangat baik ini, telah ditebang oleh para pelaku penebangan liar yang hanya ingin meraup keuntungan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan.

Kondisi daerah yang ditebang masih terlihat rimbun dan seperti hutan belantara yang masih perawan, namun akibat ulah para pelaku pembalakan liar itu, kawasan yang dulu asri sudah mulai tampak gersang dan gundul.

Bahkan, beberapa alat berat juga masih terlihat berada di lokasi penebangan. Diduga kuat digunakan oleh para pembalak untuk memanen kayu dan menggerus tanah yang dijadikan jalur penebangan di sekitar lokasi.

Padahal menurut warga, lokasi penebangan kayu ini merupakan sumber mata air dan hulu dua sungai yakni Bah Situri-turi dan Bah Sigombur, yang mengalir tak hanya membelah wilayah Kabupaten Simalungun, namun juga termasuk melintasi wilayah Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai hingga Kota Tebing tinggi.

Berita Terkait :
1
2 3 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:52
01:44
01:33
06:44
09:50
00:57
Viral