Aktivitas pengelolaan sampah di depo sampah Kotagede Yogyakarta, Selasa (03/01/2023).
Sumber :
  • Tim tvOne - Nuryanto

Libur Tahun Baru, Sampah di Kota Yogyakarta Tambah 10 Ton, Pemkot Gerakkan Zero Sampah Anorganik

Selasa, 3 Januari 2023 - 17:57 WIB

Yogyakarta, DIY - Pemerintah Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan gerakan Zero Sampah Anorganik per 1 Januari 2023 untuk mengurai sampah yang organik dan anorganik sebelum dibawa ke TPS Piyungan Bantul Yogyakarta. Warga pun dihimbau untuk tertib memilah sampah mereka sebelum dibuang.

Sementara itu pihak Pemkot Yogyakarta juga memastikan volume sampah pada sepanjang perayaan malam pergantian tahun, pada Sabtu (31/12/22), tidak mengalami lonjakan signifikan. Bahkan, dibandingkan hari biasa di luar liburan, peningkatan buangan limbah tersebut hanya melonjak sekitaran 10 ton saja.

Saat ini, rata-rata produksi sampah di Kota Yogyakarta mencapai 360 ton per hari, dengan rincian 55 persen organik dan 45 persen anorganik. Dari total buangan limbah itu, tersisa sekitaran 260 ton sampah yang urung terkelola dan harus dialokasikan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Piyungan.

Kabid Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko mengatakan, lonjakan sampah sebenarnya sudah terasa sedari awal libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) lalu. Sementara pada malam pergantian tahun, pihaknya menyebut, lonjakan limbahnya pun tak terlampau berbeda.

"Ya, malam tahun baru tidak terlalu signifikan. Kalau dilihat dari malam sampai pagi tadi, ya. Paling banyak itu di antara Tugu, Malioboro, dan Titik Nol Kilometer, sebagian besar timbulan sampahnya memang dari sana," ungkap Haryoko, Minggu (1/1/22) sore.

Oleh sebab itu, ia pun menandaskan, petugasnya tak menemui kendala berarti, dalam upaya pengangkutan limbah malam tahun baru. Puluhan petugas DLH yang sudah disiagakan di pusat keramaian, katanya, bisa merampungkan pekerjaannya secara cepat, sehingga beres hanya beberapa saat usai matahari terbit.

"Petugas kita langsung bergerak mulai pukul 03.00 itu, bersama pertugas dari UPT Cagar Budaya juga. Jadi, sebelum pukul 08.00 sudah beres, tidak tampak lagi tumpukan sampah di titik-titik krusial," ujarnya.

Haryoko memaparkan, kondisi lonjakan sampah yang tidak terlalu signifikan tersebut, cukup jauh berbeda dibandingkan masa-masa malam pergantian tahun sebelum pandemi Covid-19 melanda. Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang melatarbelakanginya, terutama soal lancarnya pergerakan massa, yang tidak menumpuk di satu titik dalam waktu lama.

"Dibanding tahun-tahun sebelumnya memang cukup jauh, karena tadi malam sistem arus lalu lintasnya kan sangat terkendali, tidak ada penutupan jalan, semua dibuat mengalir oleh jajaran Dishub," cetusnya.

"Kemudian, alur wisatawan juga terjaga dengan baik, yang paling penting karena tidak ada event apapun di sepanjang sumbu filosofi. Sehingga, pengunjunnya itu mengalir, tidak berhenti di satu titik. Jadi, timbulan sampahnya tidak terlalu besar," lanjut Haryoko.

Hanya saja, ia tidak memungkiri, TPA Piyungan yang operasionalnya kembali terhenti pada Minggu (1/1/23), jadi polemik yang cukup mengganggu. Alhasil, meski lonjakan sampah pada malam pergantian tahun tidak terlampau signifikan, penumpukan limbah di deretan depo dan TPS di Kota Pelajar tak terhindarkan.

Namun, lanjut Haryoko, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dengan memaksimalkan sejumlah depo berukuran besar yang ada di wilayahnya. Mulai dari depo sampah di Jalan Letjend Soeprapto, Jalan Brigjend Katamso, timur Stasiun Lempuyan, depan Stadion Mandala Krida, dan beberapa lainnya.

"Makanya, hari ini sampah kita simpan dulu di depo serta armada-armada pengangkut. Kita maksimalkan itu, insyaallah tidak sampai meluber ke jalan. Semoga besok TPA sudah terkondisi," terangnya. (Nur/Buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
07:30
01:07
03:27
01:35
03:20
01:47
Viral