Ilustrasi. Susu Sapi..
Sumber :
  • tim tvonenews

Wabah PMK Berdampak Pada Industri Olahan Susu, Produksi Turun Hingga 30 Persen

Rabu, 27 Juli 2022 - 15:14 WIB

Jakarta - Wabah penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mayoritas menyerang sapi mulai berdampak pada industri olahan susu. Salah satunya dialami oleh Diamond Group, salah satu produsen olahan susu sapi terbesar di Indonesia.

Melalui rilis yang diterima di Jakarta, Rabu (27/7/2022), disebutkan akibat wabah PMK volume pembuatan susu mereka berkurang 30-40 persen dari produksi normal. Terlebih suplai susu datang dari Jawa Timur dan Jawa Barat. 
   
Melissa Huang, Direktur PT Diamondfair Ritel Indonesia, anak usaha Diamond yang berfokus pada ritel online - offline menjelaskan, kondisi ini memaksa mereka berinovasi menciptakan berbagai cara agar masyarakat tidak takut mengonsumsi susu. 

“Kami terus mendukung gerakan minum susu, jangan sampai budaya ini berkurang. Salah satunya membuat bazaar dengan harga murah, agar masyarakat bisa memperoleh susu dengan harga terjangkau,” ujar Melissa. 

Diketahui, berdasarkan data Kementerian Pertanian per 10 Juli 2022, menyatakan dari 329.829 hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK ), mayoritas 97% adalah sapi sebesar 320.196 ekor. 

Awalnya di bulan Maret – April 2022, yang lebih dulu terhantam wabah PMK Jawa Timur, sementara pasokan dari Jawa Barat relatif aman. Namun di bulan Mei – Juni 2022, saat pasokan Jawa Timur belum pulih suplai Jawa Barat pun terganggu. 

Tidak hanya kekurangan pasokan akibat banyak sapi tidak bisa bertahan, peternak yang khawatir melihat sapi mereka bergejala mulai memberikan antibiotik. Padahal secara aturan, antibiotik dilarang terkandung dalam bahan makanan. 

Oleh karena itu, kata Melissa, pihaknya terus menjaga kualitas susu mereka, dengan cara mensortir ketat pasokan susu yang masuk agar sesuai persyaratan mutu yang ditetapkan. "Meski dari sisi bisnis, Diamond membutuhkan pasokan susu agar produksi stabil, namun pihak manajemen berprinsip segala sesuatu yang berdampak negatif bagi konsumen harus ditolak," tegas Melissa. 

Berita Terkait :
1
2 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
09:04
01:41
01:18
01:54
01:26
01:52
Viral