- tvone - habib
Wow, Batik Karya Pelajar SLB di Gresik Diminati Perusahaan Asal California
Gresik, Jawa Timur- Batik karya pelajar Sekolah Luar Biasa (SLB) C Kemala Bhayangkari 2 Kabupaten Gresik diminati perusahaan asal California, Amerika Serikat. Meskipun dibuat oleh anak- anak berkebutuhan khusus, tetapi kualitas batik karya mereka tidak kalah dengan kualitas batik tulis lainnya.
Habi (10 tahun) salah satu pelajar SLB yang sedang membatik, terlihat sibuk memegang canting, sambil duduk bersila. Dia membatik motif Rusa Bawean, pandangannya fokus agar hasil membatiknya maksimal. Selain Habi masih banyak teman- teman yang lain membuat batik Ecoprint, konektor.
Kepala Sekolah SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik, Nur Jannah menyebut membuat batik memang harus ekstra sabar, para guru juga harus berulang kali memberikan pemahaman membatik kepada pelajar SLB. Bahkan teknik mencanting baru dimulai pada semester dua. Awalnya hasilnya kurang rapi, hingga mereka terbiasa dan bisa membuat karya batik.
Nur Jannah bersyukur karya batik pelajar SLB C Kemala Bhayangkari 2, mulai diminati pihak swasta. Bahkan perusahaan Williams Sonoma Indonesia datang ke sekolah yang berada di perumahan Randuagung, Kecamatan Kebomas Gresik, membeli langsung batik karya anak- anak SLB.
“Alhamduliah karya batik SLB kita diminati. Semoga bisa berkolaborasi dengan swasta,” ucap Nur Jannah.
Sementara itu Yuliasari Dewi, Office manager Williams-Sonoma awalnya melihat karya batik pelajar SLB dari guru setempat. Terkesima pada kesan pertama melihat karya batik pelajar SLB, kemudian mendatangi SLB Kemala Bhayangkari Gresik memberikan donasi berupa perlengkapan membatik dan membeli hasil karya dari anak-anak SLB C Kemala Bhayangkari 2. Penyerahan bantuan ini juga untuk memperingati Universal Children Day tahun 2021 yang diperingati tanggal 20 November.
Williams Sonoma sendiri merupakan salah satu perusahaan ritel yang menjual perabot rumah tangga, dan peralatan dapur berpusat di California.
“Kami melihat SLB sudah bisa berkarya saya lihat hasil karya anak-anak kagum, bagus bagi kami sayang kalau tidak dibina. Kami datang untuk membantu memfasilitasi saya percaya pasti berhasil membikin batik,” kata wanita yang akrab disapa Itta.
Donasi perlengkapan yang diberikan adalah berupa kain dan scraft yang memiliki ciri khas motif Shibori. Diharapkan dengan alat membatik yang lebih beragam, dapat meningkatkan kreatifitas dan melatih soft skill untuk kemudian hari.
“Semoga kami bisa membantu karya anak-anak bisa lebih luas dikenal masyarakat. Batik budaya Indonesia suatu negara tidak maju kalau tidak mempertahankan karya. Mereka dikenalkan batik sejak dini harus kita support agar budaya ini tidak hilang,"pungkasnya. (M.Habib/rey)