Kulon Progo, DIY - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap fenomena La Nina. Pasalnya, akibat fenomena alam tersebut curah hujan dan potensi bencana hidrometeorologi di sebagian wilayah Yogyakarta bakal meningkat.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, wilayah Yogyakarta dan daerah sekitarnya untuk saat ini sebenarnya sudah memasuki fenomena La Nina. Namun masih dalam kategori lemah, sehingga dampak cuacanya belum terlalu dirasakan.
Namun pada akhir tahun nanti yakni periode bulan November-Desember akan memasuki kategori menengah. Kemudian pada bulan Januari-Februari La Nina sudah memasuki puncaknya bebarengan dengan musim penghujan.
Terkait dengan fenomena alam tersebut, Dwi meminta masyarakat untuk waspada terkait dengan berbagai kemungkin perubahan cuaca yang akan terjadi. Sebab, diprediksi untuk La Nina tahun ini akan mengalami peningkatan curah hujan hingga 60 persen.
Ia menghimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap potensial bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir pada wilayah-wilayah yang rawan. Sementara untuk wilayah yang memiliki lahan pertanian diharapkan supaya petani mulai menyiapkan saluran irigasinya.
"Mungkin masyarakat yang bekerja di sektor pertanian bisa mengalihkan irigasinya dari ke wilayah yang membutuhkan air, agar wilayah di Kulonprogo tidak mengalami kekurangan air," ujar Dwikorita usai menghadiri kegiatan Sekolah Lapang Iklim Tematik di Balai Desa Sukoreno Sentolo, Kamis (21/10/2021).
Dwi Korita juga meminta masyarakat yang bekerja di sektor pertanian untuk mulai menyiapkan alat-alat penampungan air. Sehingga apabila kondisi cuaca kembali berubah, para petani tetap memiliki pasokan air.
Ia pun menghimbau agar masyarakat juga rutin mengecek kondisi cuaca pada berbagai platform yang disediakan oleh BMKG. Sehingga harapannya resiko bencana alam yang diakibatkan dari fenomena La Nina bisa diminimalisir.
"Kami himbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena fenomena alam ini. Sebab akan ada potensi bencana banjir dan tanah longsor," ungkap mantan rektor UGM tersebut.
Terkait dengan adanya Sekolah Lapang Tematik Iklim oleh BMKG di kecamatan Sentolo. Anggota DPR-RI Sukamta mengapresiasi kegiatan tersebut. Sebab pengetahuan tentang cuaca sudah seharusnya paham dengan pengetahuan tentang cuaca.
Ia pun berharap agar kegiatan tersebut bisa terus digerakkan oleh BMKG di berbagai wilayah di Indonesia. Khususnya dengan menyasar masyarakat yang bekerja di sektor pertanian.
"Sebab kesusksesan sektor pertanian pasti tergantung dari cuaca. Dengan sudah pahamnya petani akan cuaca. Tentu hal tersebut akan meningkatkan produksi pertanian," ujar Sukamta.(Ari Wibowo/Buz)
Load more