Dua Pikap Bermuatan BBM Solar Subsidi Diamankan Polisi saat Pasok Bahan Bakar ke Proyek Bandara Toraja

Tana Toraja, Sulawesi Selatan - Tim Sat Reskrim Polres Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (29/10/2021) menangkap dua mobil pikap bermuatan BBM yang diduga solar subsidi saat akan dipasok ke proyek Obstacle Bandara Buntu Kuni’ Toraja. Bahan bakar tersebut diduga diambil dari sebuah SPBU.

Penangkapan tersebut dilakukan pihak kepolisian akibat kelangkaan BBM yang terus terjadi di Kabupaten Tana Toraja, yang kemudian banyak dimanfaatkan oleh para pengepul untuk mengambil keuntungan dengan cara melakukan penimbunan.

Untuk mengelabui petugas, mobil pikap ditutup para pelaku menggunakan terpal dan kemudian mobil diberi logo khusus agar leluasa masuk ke areal proyek Obstacle Bandara.

Kasat Reskrim Polres Tana Toraja AKP Syamsul Rijal yang dikonfirmasi mengatakan, penangkapan dilakukan saat mobil bermuatan BBM tersebut akan masuk ke dalam wilayah bandara. Namun sampai saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan pemeriksaan untuk mendalami asal usul BBM jenis solar yang dipasok ke pelaksanaan proyek bandara.

“Penangkapan dilakukan saat mobil bermuatan BBM melintas masuk ke dalam wilayah bandara, saat ini kita masih terus melakukan pemeriksaan untuk mendalami asal usul BBM jenis solar yang dipasok ke pelaksanaan proyek bandara," kata Syamsul.

Dari penangkapan tersebut, polisi mengamankan dua unit pikap bernopol DD 8702 KO dan DD 8560 KB, serta puluhan jeriken dan galon berisi solar.

"Kita masih mendalami, yang diperiksa sopir, dan sampel solar kita sudah kirim ke ahli untuk mengetahui apakah solar tersebut disubsidi atau bukan," tegas AKP Syamsul Kasat Reskrim Polres Tana Toraja.

Sementara Kepala Bandara Anas Labakara yang dikonfirmasi mengaku tak tahu menahu soal mobil pengangkut BBM yang ditangkap pihak kepolisian. Menurut Anas, proyek yang ada di bandara dipihak ketigakan, sehingga soal pasokan BBM jenis solar adalah urusan Kontraktor.

"Kami di bandara tidak tahu soal pasokan BBM jenis solar karena itu urusan kontraktor yang mengerjakan proyek Obstacle Bandara, soal adanya logo yang dipasang dimobil pengangkut itu juga kami tidak tahu menahu," ungkap Anas Labakara. (Joni Banne Tonapa/act)