Semarang, Jawa Tengah -- Kawasan pertanian di Kelurahan Bergas Lor, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, saat ini hanya bisa menggantungkan kebutuhan air mereka dari hujan, sejak rusaknya aliran sungai yang ada di kelurahan Bergas Lor.
Rusaknya aliran sungai ini diakibatkan adanya banjir yang menyebabkan aliran air sungai berubah arah sehingga kawasan Bergas Lor saat ini hanya menggantungkan kebutuhan air pertanian dari tadah hujan.
Saat ini setidaknya ada 2 hektar tanah bekas desa (eks bengkok) yang tidak lagi produktif jika digunakan sebagai lahan pertanian, dan ada 15 hektar lebih lahan pertanian warga yang menjadi sawah tadah hujan karena kurangnya aliran air.
" Jika memasuki musim kemarau, biasanya mesyarakat beralih ke tanaman palawija yang tidak terlalu banyak membutuhkan air, hal ini dikarenakan pertanian kami saat ini menjadi pertanian tadah hujan akibat rusaknya aliran sungai, yang saat ini berubah arah dan tidak lagi melewati Bergas Lor", ujar Lurah Bergas Lor, Agustin Sabardiati, Sabut (9/10).
Berupaya memanfaatkan lahan tidak produktif seluas 2 hektar, kelurahan Bergas Lor berencana akan membangun embung yang nantinya bisa menjadi sumber air bagi pertanian masyarakat.
Tak hanya itu, mereka juga akan memanfaatkan lahan tak produktif ini untuk perkebunan buah yang bisa dikelola oleh masyarakat setempat.
" Saat ini kami sudah dalam tahap proses pembangunan embung, dimana proses awal kami harus mencari sumber air untuk mengisi embung, selain memanfaatkan air hujan. Dari 3 sungai yang ada di kawasan Bergas Lor, kami memasang pipa sepanjang 1,4 kilometer yang kami salurkan ke embung." Kata Agustin
"Karena terbentur pembiayaan yang cukup besar mencapai Rp.20 Miliar, maka kami membangun embung secara bertahap sesuai dengan tahun anggaran", lanjutnya.
Selain adanya embung yang nantinya diintegrasikan dengan sejumlah usaha wisata milik warga sekitar, Kelurahan Bergas Lor juga akan membuat sentra perkebunan buah yang nantinya bisa dikelola oleh masyarkat.
" Kami akan membuat sentra perkebunan buah buahan, yang nanti bisa dikelola oleh masyarakat. Bagaimana pengelolaannya nanti akan dibicarakan dalam musyawarah kelurahan." Imbuhnya
"Sementara ini kami telah menerima ratusan bibit pohon buah buahan dan tanaman keras dari Polres Semarang yang kami tanam di lahan tersebut, dan sudah dikelola oleh masyarakat mulai dari penanaman hingga perawatan", lanjut Lurah Bergas tersebut.
Sebelumnya Polres Semarang menyerahkan 500 batang bibit pohon buah kepada masyarakat melalui pemerintah Desa, dalam rangka program penghijauan di wilayah tersebut.
Pemerintah desa Bergas Lor, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang menerima 200 bibit tanaman buah dan tanaman keras yang diberikan oleh Polres Semarang melalui Polsek Bergas.
Kapolres Semarang AKBP Yovan Fatika mengatakan kegiatan tersebut merupakan aksi peduli lingkungan hidup guna meningkatkan ekosistem dan kualitas udara serta mencegah terjadinya bencana alam, Juga bertujuan memulihkan ekonomi warga akibat dari pandemi Covid-19.
"Kami secara simbolis menyerahkan sebanyak 500 batang bibit pohon kepada perwakilan warga desa kelurahan Candirejo untuk di tanam di lahan lahan kosong," kata Kapolres
Oleh masyarakat ratusan pohon ini ditanam di tanah desa yang selama ini dibiarkan kosong karena kurang produktif jika digunakan sebagai area persawahan.
Diharapkan dengan adanya rencana pembangunan embung dan kawasan sentra buah bisa bermanfaat bagi masyarakat, terutama bagi pertumbuhan ekonomi warga Bergas Lor. (Aditya Bayu/Buz)
Load more