Jakarta, tvOnenews.com - Andaleeb al-Zaq bersyukur atas laut dan air asinnya.
“Ini merupakan perubahan pemandangan yang disambut baik dari kekacauan dan kekotoran sekolah tempat kami tinggal,” kata pria berusia 48 tahun itu, seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (8/11/2023).
Namun, bagi Andaleeb, “perjalanan” ini adalah soal kelangsungan hidup.
Keluarganya, yang berjumlah 16 anggota, mengungsi dari rumah mereka di lingkungan Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza tak lama setelah Israel mulai membom Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Mereka menuju ke selatan menuju pusat pemerintahan Deir al-Balah, dan melanjutkan perjalanan ke Sekolah Dasar Alif, yang dikelola oleh badan pengungsi PBB.
“Semua ruang kelas sudah penuh dengan keluarga lain, sekitar 80 orang per kelas, jadi kami mendirikan tenda di halaman sekolah,” kata Andaleeb.
Sekolah yang disulap jadi pengungsian itu kini menampung 8 ribu orang.
Load more