Organisasi tersebut kemudian mulai menekankan bahwa hak Israel untuk membela diri harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional.
Dalam pertemuan puncak luar biasa para pemimpin yang diadakan Presiden Dewan UE Charles Michel, bertepatan dengan serangan Israel di sebuah rumah sakit pada 17 Oktober yang menewaskan lebih dari 500 orang, para pemimpin Eropa menghindari pernyataan bahwa serangan Israel yang melanggar hukum internasional harus dihentikan.
UE diharapkan untuk menyerukan gencatan senjata dalam menghadapi lonjakan jumlah korban warga sipil di Gaza, tetapi KTT para pemimpin pada 26-27 Oktober hanya mendesak jeda kemanusiaan yang akan memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Seiring dengan meningkatnya jumlah korban di Gaza, UE mendapat lebih banyak tekanan dari masyarakat yang menuntut gencatan senjata segera.
Von der Leyen pada 8 November menegaskan bahwa warga sipil di Gaza harus dilindungi setelah menegaskan kembali dukungannya terhadap hak Israel untuk membela diri.
Kepala kebijakan asing blok tersebut, Josep Borrell, pada 12 November menyampaikan keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza dengan menyerukan "dihentikannya segera permusuhan dan dibentuknya koridor kemanusiaan."
Meski pertemuan menteri luar negeri UE pada Senin tidak menghasilkan keputusan konkret, Borrell mengatakan bahwa Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina di masa depan.
Load more