LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Arsip foto - Anak-anak duduk di belakang truk saat warga Palestina berangkat dari bagian utara Gaza untuk meninggalkan Jalur Gaza bagian tengah dan selatan pada 10 November 2023
Sumber :
  • ANTARA/Anadolu/pri.

Bencana Kelaparan di Jalur Gaza Jadi Senjata Senyap Israel, IPC: Situasinya Memburuk

Kelaparan yang kini "sedang terjadi" di Gaza, dengan 1,1 juta -- atau setengah populasinya -- " menghadapi tingkat kelaparan yang sangat parah di dunia

Selasa, 19 Maret 2024 - 15:19 WIB

Istanbul, tvOnenews.com - Kelaparan kini "sedang terjadi" di Gaza, dengan 1,1 juta -- atau setengah populasinya -- " menghadapi tingkat kelaparan yang sangat parah, seperti dilansir Inisiatif Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu, atau IPC.

Selama bertahun-tahun, Alex de Waal telah meneliti dan menulis tentang krisis pangan dan bencana kelaparan di seluruh dunia. Namun, kondisi yang diciptakan Israel saat ini di Jalur Gaza adalah sesuatu yang belum pernah ia temui sebelumnya.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa situasinya telah memburuk secara signifikan sejak penilaian terakhir pada Desember. Dan, jika Israel melanjutkan strategi mematikannya, jumlah orang yang mengalami kondisi tersebut akan meningkat dua kali lipat pada Juli.

"Saya tidak bisa membayangkan kejadian yang bisa secepat ini," kata De Waal dalam wawancara dengan Anadolu tentang situasi di Gaza, di mana Israel telah membunuh lebih dari 31.600 warga Palestina sejak 7 Oktober dan menyebabkan jutaan lainnya ke jurang kelaparan.

Dalam 6 bulan terakhir, serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi dan kekurangan makanan, air, obat-obatan, serta kebutuhan hidup lainnya.

Angka terbaru menunjukkan hampir 30 warga Palestina, termasuk anak-anak, meninggal dunia karena kekurangan gizi dan dehidrasi.

Kelaparan massal biasanya merupakan "proses yang lambat" dan membutuhkan "waktu lama," terutama di wilayah di mana terdapat produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup, kata De Waal, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif World Peace Foundation di Universitas Tufts, Amerika Serikat.

Di Gaza, Israel telah menerapkan taktik kelaparan massal "di (wilayah) yang sangat terkonsentrasi secara geografis... dan dengan cara yang sangat cepat, luar biasa cepatnya," dia menjelaskan.

Menurut data pada akhir November atau awal Desember, kurang dari satu persen anak-anak menderita gizi buruk akut yang parah.

Hanya dalam kurun 2 bulan, lebih dari separuh populasi Gaza diturunkan ke status darurat atau lebih buruk lagi, dan "sepengetahuan saya, hal ini belum pernah terjadi pada kecepatan seperti itu," kata dia.

Israel melancarkan serangan militer mematikan di Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan hampir 1.200 orang.

Lebih dari 31.600 warga Palestina -- sebagian besar perempuan dan anak-anak -- sejak saat itu telah tewas di daerah kantong tersebut, dan hampir 73.700 orang lainnya luka-luka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan bahan pokok.

Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi anak-anak UNICEF mengatakan 13.000 anak terbunuh akibat serangan Israel di Gaza.

Adapun banyak anak yang bertahan hidup mengalami malnutrisi akut dan "bahkan tidak memiliki tenaga untuk menangis."

Kelaparan sebagai senjata

Menyatakan suatu daerah dilanda kelaparan adalah proses teknis dan bisa terhambat oleh akses terhadap data dan kendala politik, kata De Waal.

Di negara-negara seperti Ethiopia, Nigeria, dan Yaman, terlihat bahwa pihak berwenang tidak ingin mendeklarasikan kelaparan terjadi di sana dan menghalangi akses terhadap data, kata dia.

"Saya yakin, Israel akan sangat mirip... Mereka (Israel) tidak menginginkan deklarasi kelaparan," kata De Waal.

Pihak berwenang Israel mungkin mengeluarkan argumen dengan menyatakan "metode analisisnya tidak benar-benar teliti," dan itu mungkin ada benarnya, kata dia.

"Akan tetapi hal ini tidak boleh mengaburkan fakta bahwa meskipun tidak ada cukup data untuk menyatakan kelaparan, terdapat bukti yang sangat besar mengenai bencana yang sedang terjadi," ujarnya.

Poin kuncinya, menurut dia, adalah "tindakan mempergunakan kelaparan bukan berarti orang-orang harus mati."

"Yang perlu Anda lakukan untuk bertanggung jawab adalah dengan mencabut hak mereka.
Jadi, meski tidak ada kelaparan, bukan berarti kelaparan tidak digunakan sebagai senjata," katanya.


Tindakan Netanyahu dan Assad mirip

De Waal mengatakan ada beberapa contoh konflik di masa lalu di mana kelaparan digunakan sebagai senjata, salah satunya adalah di Suriah.

"Tindakan Pemerintahan Netanyahu dan tindakan Pemerintahan Assad sangat mirip," kata dia.

Perbedaannya adalah Israel melakukannya dalam skala yang lebih besar dan cepat.

Di tempat-tempat lain seperti Yamah dan wilayah Tigray di Ethiopia, De Waal menunjukkan bahwa "keduanya sangat berbeda karena populasinya jauh lebih besar dan juga perdesaan, tersebar di wilayah yang jauh lebih luas."

Ia juga menekankan bencana kelaparan di Gaza akan berdampak generasi ke generasi bagi warga Palestina.

"Saat populasi -- khususnya anak-anak -- berada dalam kondisi yang sangat menyedihkan, Anda tidak bisa membalikkan begitu saja. Jadi, pembunuhan mungkin berhenti, tetapi kematian akan terus berlanjut," katanya.

Belum lagi, rekonstruksi agar Gaza dapat dihuni kembali akan membutuhkan upaya yang besar dan waktu yang lama.

"Anak dalam kandungan atau anak kecil yang terpapar secara fisik akan tumbuh tanpa kemampuan fisik yang utuh. Mereka akan menjadi lebih pendek, tidak akan mempunyai kemampuan mental, mereka tidak akan berkembang sepenuhnya.

"Jadi akan ada dampaknya pada generasi berikutnya, bahkan mungkin dua generasi," kata De Waal.

Contohnya, ada penelitian yang dilakukan terhadap penyintas bencana kelaparan musim dingin di Belanda pada 1944 dan 1945 yang menunjukkan betapa anak-anak yang masih sangat kecil saat ini lebih pendek dibandingkan kakak dan adiknya.

"Mereka tidak memiliki kualitas pendidikan yang sama," kata De Waal.

Trauma psikologis juga tentunya akan terus berlanjut dari generasi ke generasi, tambahnya.

"Itu karena, kekerasan yang terjadi jelas sangat traumatis, namun kelaparan juga merupakan hal psikologis yang sangat traumatis," kata De Waal.
 

Baca Juga :
Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Han Song-yi Pemain Senior Red Sparks Pensiun, Berikut Komentar Fans, Rekan Setim hingga Ratu Voli Korea Bilang Begini ...

Han Song-yi Pemain Senior Red Sparks Pensiun, Berikut Komentar Fans, Rekan Setim hingga Ratu Voli Korea Bilang Begini ...

Pemain paling senior di Jung Kwan Jang Red Sparks, Han Song-yi memutuskan pensiun setelah perjalanan panjangnya bermain selama 22 musim sebagai pemain voli pro.
Anak Sudah Dewasa Tapi Baru Aqiqah Sekara, Memangnya Boleh? Ternyata Ustaz Adi Hidayat Bilang Ada Batasnya, Saat…

Anak Sudah Dewasa Tapi Baru Aqiqah Sekara, Memangnya Boleh? Ternyata Ustaz Adi Hidayat Bilang Ada Batasnya, Saat…

Saat anak lahir ke dunia, terdapat satu sunnah dilakukan oleh orang tua yang baru saja memiliki anak, yaitu Aqiqah. Masih bolehkah aqiqahkan anak sudah dewasa?
Menpora Imbau Instansi Pemerintah Selenggarakan Nobar Semifinal AFC Cup 2024, Indonesia Melawan Uzbekistan

Menpora Imbau Instansi Pemerintah Selenggarakan Nobar Semifinal AFC Cup 2024, Indonesia Melawan Uzbekistan

Atas keberhasilan Timnas U-23 Indonesia yang lolos ke babak Semifinal AFC Cup 2024, maka dengan ini Kemenpora RI bersama dengan Kemendagri RI mengimbau dan mengajak kepada seluruh instansi pemerintah di semua tingkatan.
Garut Diguncang Gempa Bermagnitudo 6,2 Sabtu Malam, Pj Gubernur Jabar Sebut Aktifitas Masyarakat Telah Pulih

Garut Diguncang Gempa Bermagnitudo 6,2 Sabtu Malam, Pj Gubernur Jabar Sebut Aktifitas Masyarakat Telah Pulih

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebutkan bahwa aktifitas masyarakat di wilayah terdampak gempa yang mengguncang Garut Jawa Barat telah pulih.
Hasil Liga Italia: Disambut Guard of Honour, Pesta Scudetto Inter Milan Berlanjut Usai Taklukkan Torino 2-0

Hasil Liga Italia: Disambut Guard of Honour, Pesta Scudetto Inter Milan Berlanjut Usai Taklukkan Torino 2-0

Hasil pertandingan Liga Italia 23/24 antara Inter Milan vs Torino, Minggu (28/04/24), pesta juara La Beneamata makin lengkap usai menang telak 2-0 pekan ini.
Euforia Timnas, Bupati Sleman Siapkan Nobar Indonesia vs Uzbekistan Bersama Warga

Euforia Timnas, Bupati Sleman Siapkan Nobar Indonesia vs Uzbekistan Bersama Warga

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo akan menggelar nonton bareng (nobar) pertandingan Piala Asia U-23 antara Indonesia vs Uzbekistan di lapangan Denggung.
Trending
Pelatih Arab Saudi U23 Mulai Kirim Bantuan ke Timnas Indonesia U23, Nasib Uzbekistan Bakal Seperti Korea Selatan?

Pelatih Arab Saudi U23 Mulai Kirim Bantuan ke Timnas Indonesia U23, Nasib Uzbekistan Bakal Seperti Korea Selatan?

Bantuan dari pelatih Arab Saudi U23 mulai terlihat, pelatih Arab Saudi bocorkan kekuatan Uzbekistan yang berguna untuk Timnas Indonesia U23 asuhan Shin Tae-yong
Pelatih Jepang Heran Bisa-bisanya Timnas Indonesia Menang dari Korea Selatan, Padahal Negaranya Saja Kesulitan Lawan Korsel, Katanya...

Pelatih Jepang Heran Bisa-bisanya Timnas Indonesia Menang dari Korea Selatan, Padahal Negaranya Saja Kesulitan Lawan Korsel, Katanya...

Juru strategi tim nasional Jepang ini mengaku kaget melihat Timnas Indonesia U23 bisa menumbangkan Korea Selatan yang sebelumnya sulit mereka kalahkan di grup B
Timnas Indonesia U-23 Terima Dua Kabar Buruk Jelang Laga Kontra Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia U-23 Terima Dua Kabar Buruk Jelang Laga Kontra Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia U-23 menerima dua kabar buruk menjelang laga kontra Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024, yang akan digelar Senin (29/4) malam WIB.
Alasan Wasit Shaun Evans Ambil Keputusan yang Untungkan Timnas Indonesia U-23 dalam Sesi Adu Penalti Kontra Korea Selatan

Alasan Wasit Shaun Evans Ambil Keputusan yang Untungkan Timnas Indonesia U-23 dalam Sesi Adu Penalti Kontra Korea Selatan

Wasit Shaun Evans mengambil keputusan yang untungkan timnas Indonesia U-23 dalam sesi adu penalti kontra Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.
Lakoni Laga Terakhir di Liga Inggris, Elkan Baggott Berpotensi Perkuat Timnas Indonesia U-23

Lakoni Laga Terakhir di Liga Inggris, Elkan Baggott Berpotensi Perkuat Timnas Indonesia U-23

Elkan Baggott telah melakoni laga terakhirnya bersama Bristol Rovers di Liga Inggris selagi timnas Indonesia U-23 akan tampil di semifinal Piala Asia U-23 2024.
Elkan Baggott Berpotensi Perkuat Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong Curhat ke Media Korea

Elkan Baggott Berpotensi Perkuat Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong Curhat ke Media Korea

Ini dua berita terpopuler. Elkan Baggott berpotensi perkuat Timnas Indonesia U-23 dan Shin Tae-yong curhat ke media Korea.
Viral Pelarangan Nobar Timnas Indonesia, Warganet Usul Hak Siar dari MNC Dialihkan ke TVRI: Sepak Bola Hiburan Rakyat

Viral Pelarangan Nobar Timnas Indonesia, Warganet Usul Hak Siar dari MNC Dialihkan ke TVRI: Sepak Bola Hiburan Rakyat

Viral pelaranga nobar Timnas Indonesia. Warganet mengusulkan hak siar dari MNC dialihkan ke TVRI. Hal ini disuarakan netizen melalui unggahan Instagram Ketua PSSI.
Selengkapnya
Viral
Jadwal Hari Ini
Jam
Jadwal Acara
Apa Kabar Indonesia Malam
20:00 - 21:00
Kabar Utama
21:00 - 22:00
E-Talkshow
22:00 - 23:00
Kabar Hari Ini
23:00 - 01:30
Bundesliga Seru
Selengkapnya