WHO Target Pasok 30% Vaksin ke Negara-Negara Afrika

Swiss - Organisasi kesehatan dunia atau WHO mengatakan pihaknya berharap dapat memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 bagi negara-negara di Afrika sekitar 30% pada Februari mendatang. 

Angka tersebut jauh dari 60% cakupan sasaran vaksinasi yang diharapkan oleh para pemimpin negara-negara Afrika pada tahun ini.

Dalam media briefing yang digelar di Jenewa, swiss, pada selasa (14/9) waktu setempat, Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut perbedaan besar dalam tingkat vaksinasi antar negara kaya dan miskin sebagai masalah yang dapat dipecahkan serta menyerukan perusahaan farmasi untuk memprioritaskan program berbagi vaksin global yang didukung oleh PBB, COVAX.

Tedros menambahkan target global WHO untuk mendukung setiap negara memberikan vaksin bagi sedikitnya 40% dari populasi warga mereka pada akhir tahun ini dan 70% dari populasi dunia serta meminta sejumlah pihak untuk membantu negara negara tertinggal dalam mendapatkan vaksin COVID-19.

"Target global WHO adalah untuk mendukung setiap negara, untuk memberikan vaksinasi bagi sedikitnya 40% populasi mereka pada akhir tahun ini dan 70% dari populasi dunia hingga pertengahan tahun depan. Sejauh ini, hanya ada dua negara di Afrika yang mencapai 40% target vaksinasi. Seperti yang saya sampaikan pada pekan lalu, hal ini bukan karena negara-negara Afrika tidak memiliki kapasitas atau pengalaman untuk memberikan vaksin, akan tetapi karena mereka telah tertinggal oleh negara-negara lainnya di dunia."

Sebelumnya pada pekan lalu, Direktur Jendral WHO meminta penundaan pemberian vaksin booster bagi warga yang sehat hingga akhir tahun ini.

Hingga saat ini, kurang dari 4% warga Afrika telah mendapatkan vaksin dengan dosis lengkap dan sebagian besar dari 5,7 miliar dosis vaksin yang diberikan di seluruh dunia telah diberikan ke 10 negara terkaya.

Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, WHO juga telah membuat pusat vaksinasi di Afrika Selatan yang ditujukan untuk mentransfer teknologi yang diperlukan dalam membuat vaksin yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna pada juni lalu.

Namun, tidak satupun dari perusahaan tersebut setuju untuk memberikan resep vaksin mereka. Ner