Denpasar, tvOnenews.com - Pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) diminta untuk mengutamakan persuasif dibanding tindakan kekerasan. Hal tersebut diungkap Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.
"TNI masih berupaya bersama dengan Polri. Ini adalah penegakan hukum, tidak langsung operasi militer. Hal ini tentunya tetap mengedepankan penegakan hukum. Karena ini orang asing yang disandera KKB, tetap diupayakan dengan cara-cara persuasif," kata Laksamana TNI Yudo Margono usai melaksanakan olahraga bersama di GOR Praja Raksaka, Denpasar, Bali, Rabu.
Lebih lanjut mantan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Yudo Margono tersebut mengatakan, upaya penyelamatan yang tengah dilakukan terhadap pilot Susi Air yang disandera KKB, tetap mengedepankan peran pemerintah daerah setempat, tokoh adat, dan tokoh masyarakat.
Hingga saat ini, upaya negosiasi dengan KKB terus berlangsung dengan melibatkan bupati, tokoh adat, dan tokoh masyarakat setempat, karena prioritas keamanan masyarakat setempat yang menjadi tempat penyanderaan menjadi prioritas.
"Kita harus melaksanakan dengan negosiasi. TNI utamakan tokoh-tokoh daerah dan tokoh masyarakat. TNI tidak bisa selesaikan masalah ini dengan cara militer karena ini dalam situasi damai, dan di Papua ini ada masyarakatnya juga. Jangan sampai masyarakat ini terdampak," kata Panglima TNI.
Panglima juga menegaskan, jika tak ada penambahan pasukan dalam upaya negosiasi dalam penyelamatan Pilot Susi Air, yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menyandera Kapten Philip Mark Merthens.
"TNI tidak mengerahkan pasukan. Itu kemarin pergantian pasukan yang sudah ada di sana yang memang ditugaskan di sana," katanya menjelaskan.
Load more