Hal serupa pun diungkapkan oleh Direktur Taman Satwa Taru Jurug, Surakarta, Bimo Wahyu Widodo. Setiap bulan kebun binatang memerlukan biaya operasional hingga RP 330 juta, sebagian dibantu oleh Pemerintah Kota Surakarta, sedangkan untuk kekurangannya, ia pun mengandeng beberapa perusahaan untuk menjadi orang tua asuh satwa.
“Kalau menjerit, semuanya menjerit, tapi FKKBA tetap berkomitmen bagaimana pun caranya kondisi satwa harus tetap sehat dan lestari, karena itu titipan negara,” tutur Bimo.
Sementara itu, Pembina FKKBA sekaligus Direktur Utama Gembira Loka Yogyakarta, KMT A Tirtodiprojo mendorong para pengelola kebun binatang untuk melakukan inovasi, agar tetap bisa bertahan dalam masa pandemi seperti saat ini.
“Di Gembira Loka, biaya operasionalnya mencapai RP 400 juta. Misalnya di Gembira Loka, dibuka juga wisata memakai sepeda bagi pengunjung. Selain itu, pakan untuk satwa juga perlu divariasi supaya menghemat pengeluaran,” katanya.
Ketua FKKBA menambahkah, selain dalam bentuk uang, FKKBA juga menerima donasi berupa bahan pakan satwa seperti sayuran, buah-buahan, ikan, dan daging yang berkualitas prima atau daging yang tidak layak jual namun masih layak dikonsumsi oleh satwa.
“Selain bahan pakan untuk satwa, perusahaan dan masyarakat umum juga bisa mendonasikan melalui rekening bank yang sudah kami sediakan,” tambah Junjung.
Untuk donasi dalam bentuk uang, dapat disalurkan melalui rekening BRI No 20340-1000-309302 atas nama FKKBA. (Ronaldo Bramantyo/Buz)
Load more