Tetapi, setelah dicocokkan dengan sejumlah saksi, tak ada satu pun yang cocok.
“Tapi gak ada yang cocok, oke. Kalau gak ada yang cocok kita cari dari DNA yang saksi-saksi itu. Ternyata dari saksi itu juga gak ada yang cocok,” tutur dr Sumy Hastry.
Selanjutnya, ia menyarankan kepolisian untuk menarik dari DNA garis keturunan ibu, sayangnya hal ini tak kunjung dilakukan.
“Kita tariklah dari garis keturunan ibu, siapa tau ada yang cocok ga? Ternyata belum dikerjakan terus saya bilang saya punya jam kematian loh,” ungkap dr Sumy Hastry.
Ahli forensik berusia 52 itu juga membeberkan bahwa kronologi kematian korban kasus Subang terjadi di jam berbeda.
Hal yang harus dilakukan adalah mengecek di handphone korban dengan siapa komunikasi terakhirnya sebelum pembunuhan terjadi.
“Jam kematian dia dibunuh karena saya kan autopsi, olah TKP. Ibu Tuti meninggal mungkin ini bukan sesuai visum yang saya tulis ya, pokoknya jam kematian. Ibu Tuti dibunuh jam 2 sampai jam 4. Amel jam 4 sampai jam 6. Saya bermain dong di jam itu, handphone siapa yang online. Ambilah DNA nya,” ungkap dr Sumy Hastry.
Load more