Bandung, Jawa Barat – Lockdown di Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Jabar), Gedung Sate di Kota Bandung, diperpanjang. Kali ini penutupannya lebih ketat karena seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) diinstruksikan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH) hingga Jumat (25/6).
“Per hari ini ada 62 PNS yang kena. Dari arahan pimpinan, kita perpanjang lagi untuk WFH seratus persen, sampai tanggal 25 Juni,” beber Kepala Biro Umum Kantor Pemerintahan Provinsi Jabar, Sumasna.
Dia mengatakan perpanjangan penutupan Gedung Sate merupakan imbas dari bertambahnya ASN yang terpapar Covid-19.
“Kita perpanjangan kedua untuk bulan Juni. Kemarin yang pertama itu seminggu, ternyata di akhir minggunya ada peningkatan jumlah,” ungkapnya.
Menurut Samsana, selain Gedung Sate, juga ada beberapa bangunan yang ditutup.
“Gedung Setda (Sekretariat Daerah) A juga ditutup. Ada juga di luar Gedung Sate, Biro PBJ (Pengadaan Barang dan Jasa), dan Biro BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Dua ini juga ditutup,” kata Samsana.
Penutupan Gedung Sate pun diperluas cakupannya. Seperti masjid, museum, kantin, serta Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
Dia juga menuturkan, para pegawai yang tekonfirmasi positif Covid-19 sebagian menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sisanya dirawat di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jabar.
Kemarin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan wilayah Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang) saat ini berstatus siaga 1 COVID-19 karena masuk dalam kategori zona merah COVID-19.
"Banyak pengumuman penting di hari ini, yang pertama wilayah Bandung Raya kami nyatakan sedang siaga 1 COVID-19. Bukan Jawa Barat ya, wilayah Bandung Raya karena minggu ini dua wilayah besarnya zona merah, yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung," kata Kang Emil seusai Rapat Komite Percepatan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah di Makodam III/Siliwangi Kota Bandung, Selasa (15/6).
Ia menuturkan tingkat keterisian rumah sakit yang dijadikan rujukan bagi pasien COVID-19 di wilayah Bandung Raya saat ini sudah melebihi standar yang ditetapkan oleh WHO maupun nasional yakni di angka 70 persen.
"Sekarang Bandung Raya di angka 84,19 persen. Oleh karena itu dengan dua indikator (tersebut) zona merah berada di Bandung Raya dan Bandung Raya 84,19 persen. Maka seluruh Bandung Raya diinstruksikan untuk work from home," kata dia.
Dengan adanya intruksi WFH (work from home), katanya, maka yang hadir secara fisik di perkantoran atau tempat kerja hanya 25 persen.
"Jadi sesuai instruksi dari Mendagri 75 persen segera menyesuaikan diri untuk bekerja dari rumah dengan pengecualian-pengecualian yang tentu sudah kita pahami," kata dia.
Selain itu, dengan ditetapkan status siaga 1 COVID-19 di wilayah Bandung Raya maka pihaknya mengimbau kepada wisatawan luar daerah agar tidak berkunjung ke wilayah Bandung Raya.
"Yang kedua kami mengimbau agar tidak ada wisatawan yang datang ke Bandung Raya selama tujuh hari ke depan sampai keputusan selanjutnya. Khususnya pariwisata yang selalu ramai di KBB, di Kabupaten Bandung," kata dia.
"Oleh karena itu saya imbau wisatawan yang mayoritas dari DKI (Jakarta) juga kami minta untuk tidak datang. Sehingga kondisi siaga satu ini dipahami secara jelas bahwa kami sedang menarik rem darurat untuk mengendalikan situasi yang memang terbukti oleh libur panjang Idul Fitri yang menghasilkan lonjakan luar biasa," lanjut Kang Emil. (act/asep/ant)
Load more