Bekasi, tvOnenews.com - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi menyebut, SNF (26) tidak menyesali perbuatanya telah melakukan pembunuhan secara sadis terhadap anaknya AAMS (5).
Hal itu diungkapkan oleh Novrian, setelah melakukan wawancara dengan pelaku di Polres Metro Bekasi Kota.
“Dari ekspresi tidak (menyesal), dari pernyataanya pun (tidak menyesal). Ini butuh pendalaman ya, kaya misalkan dia menganggap bahwa anaknya masih ada, itupun masih jadi pertanyaan,” kata Novrian di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jumat (8/3/2024).
Novrian mengaku sedikit mengalami kesulitan saat berdiskusi dengan pelaku. Sehingga dia berpendapat perlu adanya pendalaman untuk mengungkap peristiwa pembunuhan yang sebenarnya terjadi.
“Ibunya agak sedikit sulit berdiskusi, tapi sempat akhirnya kita ajak diskusi, tapi memang perlu ada pendalaman lebih dalam oleh tim kepolisian, secara psikologis perlu ada pendalaman saya liat,” ucap Novrian.
Saat melakukan intrograsi dengan pelaku, Novrian menyampaikan tidak melihat adanya raut penyesalan dari wajah SNF. Hal itu membuat tanda tanya besar mengenai kondisi kejiwaan dari pelaku.
“Dari gestur hasil assesment, kita lihat mungkin karena dia lelah juga. Kalau sedih saya tidak lihat adanya kesedihan sebenarnya,” kata Novrian di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jumat (8/3/2024).
Karena ekspresinya tersebut, Novrian menilai penyidik PPA perlu melakukan pemeriksaan psikologis pelaku untuk memastikan kondisi kejiwaannya.
“Itu nanti perlu di gali lebih dalam kenapa ekspresi itu tidak muncul,” ujarnya.
Sebelumnya Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, ibu muda itu sempat tertawa saat dimintai keterangan oleh penyidik Polres Metro Bekasi dan Dirkrimum Polda Metro Jaya.
“Kondisi yang bersangkutan masih stabil, dan mohon maaf tadi pada saat diambil keterangan sedikit tertawa,” ungkap Wira di Mapolres Metro Bekasi Kota, Kamis (7/3/2024) petang.
Untuk memastikan kondisi kejiwaan pelaku, Polres Metro Bekasi Kota, kata dia, akan menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor).
“Tentunya nanti kita akan berkoordinasi dengan Apsifor maupun pemeriksaan psikologi terhadap terduga pelaku,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut Wira juga membeberkan motif yang dilakukan oleh terduga pelaku.
Menurut dia, pelaku mengaku tega menusuk buah hatinya lantaran mendapatkan bisikan gaib.
“Nanti masih dalam pendalaman tapi hasil wawancara sementara bahwa terduga pelaku mendapat bisikan gaib,” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, seorang bocah berusia 5 tahun berinisial AAMS ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya yang beralamat di Kluster Burgundy, Blok RAA 9, Kawasan Summarecon, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Kamis (7/3/2024).
Korban tewas bersimbah darah setelah ditusuk sebanyak 20 kali oleh pelaku yang tak lain merupakan ibu kandungnya. (msl/ebs)
Load more