Jakarta, tvOnenews.com - Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan pengakuan seorang pelamar kerja berinisial DF yang mengaku mengalami pelecehan seksual saat mendaftar sebagai sekretaris.
Pelecehan seksual tersebut dilakukan oleh seorang founder review Curriculum Vitae (CV) yang mengaku HR perusahaan berinisial RC.
Melansir dalam unggahan X (Twitter) @mallaschenee, DF mengaku mengalami pelecehan dengan cara dimintai foto memakai bra tanpa busana.
"Semoga semua teman-teman LinkedIn dapat berhati-hati dengan jebakan HR seperti ini, padahal profile LinkedIn-nya sudah coach dan review CV kandidat. Sangat disayangkan," tulis DF dikutip pada Jumat (26/4/2024).
Kronologi yang ia ceritakan di akun LinkedInnya itu membuat heboh netizen dan telah dubaca sebanyak 3 jutaan.
Atas tindakan yang dilakukan oleh RC itu, banyak yang menganggap hak itu sudah mencemari posisi pekerjaan khususnya bagian HR.
DF yang tak terima mendapatkan tindakan tidak mengenakkan itu pun membongkar aksi pelecehan yang dilakukan oleh RC di WhatsApp dan DM LinkedIn.
Aksi pelecehan tersebut bermula saat RC menawarkan pekerjaan dengan posisi sekretaris. Ia meminta agar para pelamar berfoto mengenakan bra tanpa busana lain.
RC bermula menanyakan ukuran payudara korban lantaran sekretaris sebelumnya memiliki ukuran yang kecil. Apalagi menurut RC, korban memiliki wajah yang cantik dan cocok dengan posisi yang ditawarkan.
"Bu jadi mau coba ikut seleksinya kah? Bu kan juga cantik tadi saya lihat. Klo ukuran payudara ibu berapa ya? krn yg sebelumnya kecil2 sih bu," isi chat RC ke DF.
Mendapati pertanyaan tersebut DF mengaku terkejut. Ia pun lantas menolak apa yang ditanyakan oleh RC.
Dalam chat lainnya, RC tampak menilai sosok sekretaris sebelumnya yang kurang menarik namun masuk ke dalam kriterianya, memiliki anggota tubuh yang seksi.
Tak sampai disitu, RC semakin melakukan tindakan pelecehan dengan korban yang menanyakan kebenaran ukuran bagian anggota tubuh paling vital tersebut. Hal itu membuat DF semakin didesak dan tak ingin melanjutkan proses seleksinya.
Lantaran sudah ditolak, pelaku langsung memberikan rayuannya dengan menawarkan gaji yang menarik, karena sudah semakin frustasi guna mencari sosok sekretaris cantik.
"Jujur aja bu, sekalian jd sekretaris itu harus jujur," kata RC.
"Gak harus hal pribadi ya pak. Sekretaris profesional bisa jujur untuk urusan pekerjaan namun untuk hal pribadi kayaknya sensitif pak maaf," balas DF.
Tak menyerah sampai disitu, RC terus memaksa korban untuk menuruti permintaannya yaitu berfoto hanya mengenakan bra.
"Kalo saya liat foto bu pake bra aja boleh gk? Kandidat yg 1 lg jg saya minta, biar bisa saya nilai dan bandingkan.
Meskipun ia tahu bahwa korban tidak akan mengirimkan gambar vulgar kepada dirinya lantaran malu memperlihatkan bagian anggota tubuh secara terbuka kepada orang lain. "Disuruh jujur pakai bra ukuran berapa karena dia (pelaku) melihat profil LinkedIn aku," jelas DF.
Sontak, DF ikhlas bahwa satu kandidat lainnya sebagai pelamar kerja diloloskan dalam proses rekrutmen posisi sekretaris tersebut.
"Yang satu aja diproses ya. Terimakasih atas waktunya," kata DF.
Pelaku pun emosi karena DF terus menolak permintaan RC untuk mengirimkan foto dengan mengenakan bra.
"Iya saya udh panjang proses bu, dan saya udh bilang ada 2 kandidat. Knp tiba3 mundur aja, coba kita sama2 diskusi lg dulu bu kalo gk minat dri awal kn bisa bu bilang," kata RC.
Setelah itu, DF hanya diam tidak membalas pesan dari RC, membuat pelaku kesal karena korban kurang berminat untuk mengisi posisi sekretaris pada perusahaannya.
Lebih parahnya lagi, DF mengakui ada ancaman yang diberikan RC untuk berpindah melakukan penawaran melalui DM akun LinkedIn pribadinya dari pelaku.
"Bu kok gtu sih, gk suka saya caranya. Klo gk jd kan bisa bilang dari awal," kata RC marah.
"Karena ada hal yg membuat saya tidak jadi pak? Bukankah itu wajar pak? Terlebih disuruh kirim foto menggunakan bra jujur saya gabisa pak. Ini mau seleksi kerja atau mau bagaimana pak?" balas DF.
Lagi-lagi pelaku kesal karena DF membatalkan tahap seleksinya yang sudah lolos proses administrasi. Tetapi, korban terus membela diri lantaran mendapatkan perlakuan disuruh mengirimkan gambar dirinya hanya menggunakan bra dan tidak memakai busana lain.
"Saya bisa lapor bu kesemua HR kalo nama bu kena blacklist," ancam pelaku.
Berdasarkan pengakuan DF, ternyata ia memiliki kakak yang bekerja di Polri. Dalam arti adanya pengancaman dilakukan korban untuk melaporkan kasus tersebut lantaran mengarah pelecehan seksual.
"Nanti bisa lanjut sama kaka saya ya pak di polri. Hanya krena saya tidak mau mengirimkan fotonya. Kan saya juga blm sampai tahap interview dengan direktur bapak," balas DF.
"Iya saya udh setengah jalan seleksinya bu. Klo dari awal gk minat td kn bu saya gk lanjutkan," balas RC lagi.
Percakapan RC dan DF itu lantas viral dan membuat RC dihujat netizen. RC pun lantas buka suara atas hal tersebut.
Pelaku berinisial RC yang ternyata bukan sekadar melakukan aksi modus sebagai HR di sebuah perusahaan, tetapi ia juga sebagai salah satu founder perusahaan pembuatan CV sekaligus seleb di LinkedIn yang sudah terkenal.
Dari pengakuannya, bahwa akun LinkedIn keduanya dipakai aksi pelecehan beserta nomor WhatsApp miliknya terkena hack atau diambil alih orang lain, sehingga menjadi pemicu penyalahgunaan mengatasnamakan dirinya.
"Klarifikasi akun Li dan WA kena hack. Sebelumnya akun Li saya yang satu lagi sudah lama tidak saya gunakan karena di-hack oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Setelah akun Li saya di-hack dan WA saya pun diambil alih oleh orang yang tidak bertanggung jawab."
Bahkan ia sampai mengunggah sebuah video saat berusaha memasukkan akun kedua LinkedIn beserta kata sandinya. Terlihat dalam melakukan percobaan beberapa kali saat masuk selalu gagal. Namun, hal tersebut masih tidak mengubah pandangan netizen karena pelaku berupaya membela diri. (hap/ree)
Load more