Anindya Bakrie: Indonesia Bisa Keluar dari Middle Income Trap Jika Pelaku Mikro Naik Kelas
- Tim tvOnenews/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, optimistis Indonesia memiliki peluang besar untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap), asalkan mampu mendorong pelaku usaha mikro naik kelas.
Ia menegaskan, tantangan utama ekonomi nasional bukan semata pertumbuhan makro, melainkan bagaimana mengubah struktur pelaku usaha dari mikro menjadi lebih produktif dan berdaya saing.
“Data dari McKinsey menurut saya pernah lihat bulan Mei, kalau nggak salah namanya Archipelago Economy, sesuatu seperti itu. Nah di situ mengatakan bahwa Indonesia ini bisa sekali menjadi negara yang keluar dari middle income trap,” ujar Anindya di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (15/10/2025).
Menurut laporan tersebut, kata Anindya, Indonesia berpotensi melompat dari pendapatan per kapita 5.000 dolar AS menjadi 15.000 dolar AS pada 2045 jika pertumbuhan ekonomi stabil di angka 5 persen selama 20 tahun, atau bisa tercapai dalam 10 tahun bila ekonomi tumbuh 8 persen per tahun.
“Selama mereka bisa berkembang 5 persen itu 20 tahun nyampainya dari 5 ribu dolar per kapita ke 15 ribu, atau 8 persen itu 10 tahun. Tapi dua-duanya nyampe sebelum 2045,” jelasnya.
Namun, ia mengingatkan, potensi tersebut bisa gagal terwujud apabila Indonesia tidak mampu mengurangi dominasi pelaku usaha mikro dalam struktur ekonomi nasional.
“Hanya ada satu yang bisa bikin bukan yang begini naik tapi melipir. Itu adalah ketidakmampuan merubah pemain mikro bukan small medium enterprise, bukan UMKM mikro. Itu dari 60 persen jumlahnya di Indonesia menjadi 30 persen. Artinya membuat mereka ini mesti naik kelas,” tegasnya.
Anindya menilai, penguatan pelaku mikro menjadi kunci untuk mencegah stagnasi ekonomi seperti yang dialami sejumlah negara berkembang lain.
“By the way, negara besar seperti Brazil, South Africa, dan Meksiko itu melipir. Tapi yang bisa membuat ditur itu adalah mikro players,” katanya.
Ia juga menyoroti kesenjangan pemahaman antara kalangan atas dengan realitas di level mikro yang kerap luput dari perhatian.
“Saya nggak tahu sekarang mikro players itu revenue berapa ya. Jadi kadang-kadang kita yang di atas itu semua sama-sama tidak sadar bahwa itulah yang dilihat dan terlihat kan percikan-percikannya dua bulan yang lalu. Demonstrasi dan segala macam,” ujar Anindya.
Load more