Jakarta - Politisi Partai Gerindra DKI Muhammad Taufik mulai gencar mempromosikan mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany agar bisa memimpin Jakarta pada periode berikutnya. Pengamat politik menilai, potensi kemenangan Airin yang merupakan kader partai Golkar di Pilgub DKI Jakarta akan makin besar jika berpasangan dengan tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU).
"Setidaknya ada tiga alasan kenapa wakilnya harus dari NU," kata pengamat politik Moh Sholeh Basyari, di Jakarta, Selasa (17/5/2022)
Pertama, paska pembubaran FPI warna Islam Betawi kembali ke habitat aslinya yakni NU. Kedua, Betawi dan NU adalah kekuatan utama sosial kemasyarakatan warga DKI. "Ketiga, dengan mengambil unsur NU, lanskap politik yang dibangun Airin sebangun dengan komposisi suprastruktur politik nasional, yakni perpaduan nasionalis-nahdliyin," kata dia.
Berdasarkan analisa pemetaan yang dibuatnya, sejauh ini ada sejumlah tokoh NU yang menyiapkan diri masuk gelanggang Pilkada DKI Jakarta. Mereka antara lain; ketua PWNU DKI Syamsul Maarif, Deputi 4 KSP Juri Ardiantoro, serta Wakil Ketua umum PBNU Nusron Wahid.
Sebelumnya, Politisi Partai Gerindra DKI Muhammad Taufik meminta kepada keluarga besar pengurus cabang NU Jakarta Utara untuk mendoakan mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany agar bisa memimpin Jakarta pada periode berikutnya.
"Mohon doanya agar Airin bisa pimpin Jakarta," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta 2014-2022 ini saat hadir pada halal bihalal Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara, Minggu (15/5/2022).
Taufik mengakui selama ini, beberapa kali calon gubernur DKI Jakarta yang dibawanya ke Jakarta Utara selalu memenangi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). "Pak Anies kita mulai dari Jakarta Utara, Pak Jokowi ditenteng dari Jakarta Utara, itu semua jadi, betul tidak? Saya bagian menenteng, Jokowi saya tenteng, pak Anies saya tenteng dan sekarang ibu Airin," kata Taufik.
Sementara itu, mengenai kontestasi Pilkada DKI, Airin tak menampik ada motivasinya untuk maju mencalonkan diri. Namun dia tidak bisa mendahului ketetapan dari Yang Maha Kuasa.
"Saya selalu meyakini Allah pasti akan memberikan sesuatu apapun di saat waktu dan tempat yang tepat," kata Airin.
Airin mengatakan sudah beberapa kali mengikuti pemilihan umum, baik sebagai calon kepala daerah maupun sebagai tim sukses calon. Pengalaman tersebut mengajarkannya bahwa untuk terpilih, seorang calon kontestan harus memiliki dua parameter.
"Parameter pertama adalah dukungan dari masyarakat, hak suara itu ada di tangan masyarakat. Kedua, dari dukungan dari tokoh partai politik," kata Airin.
Saat ini, Airin menerima perintah dari Ketua Umum Partai Golkar untuk fokus menjadikan partai bisa mendapatkan tiket untuk mencalonkan calon di Pilkada dari hasil pemilihan calon legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden yang berbarengan di Februari 2024.
Setelah legislatif terpilih, baik di tingkat pusat, provinsi, serta kabupaten dan kota, baru lah partai bisa menentukan calon yang akan diusung maju ke Pilkada.
"Karena sekali lagi, selain masyarakat menyukai juga instrumen dan dukungan dari partai. Sehingga mudah atau tidaknya seseorang untuk berkontestasi dalam Pilkada tergantung dari Pileg 2024 pada Februari itu," kata Airin.
(ant/ito)
Load more