Jakarta - Tagar Jangan Percaya ACT trending di Twitter sejak Minggu (3/7/2022) malam. Muasalnya adalah unggahan netizen mengenai pemberitaan majalah Tempo yang mengungkap dugaan penyelewengan di lembaga Aksi Cepat Tanggap yang mayoritas mengumpulkan dana umat.
ACT juga diduga mengirim dana ke LSM teroris selain memperkaya pribadi petinggi di lembaga filantropi itu.
Sering ditegaskan agar @DivHumas_Polri @Kemenkumham_RI @kemendagri membongkar dana ZIS yg dikumpulkan Aksi Cepat Tanggap yg diduga dikirim ke LSM teroris & u/memperkaya pribadi-2.
Cabut izin ACT, tangkap pengurusnya, & sita semua uang ZIS ACT: kembalikan ke umat via @Kemenag_RI pic.twitter.com/2O870nR3qY— Ayang Utriza Yakin (@Ayang_Utriza) July 3, 2022
"Kami sudah tegaskan berulang kali: jangan kasih izin ke LSM/yayasan yg bukan Ormas u/menjadi pengumpul dana ZIS umat. Mereka hanya jejaring 1 ideologi politik. BAZIS hanya boleh u/ormas Islam yg punya massa & struktur pusat-desa di NKRI: NU, MD, NW, JW, MA, Perti, Khoirot, dll," cuit akun @Ayang_Utriza lagi.
Dihimpun dari informasi yang dilansir dari laman ACT, tanggal 21 April 2005, Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan.
Sementara itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah organisasi nirlaba profesional yang memfokuskan kerja-kerja kemanusiaan pada penanggulangan bencana mulai fase darurat sampai dengan fase pemulihan pasca-bencana.
Warganet juga nyinyir dengan menggunakan data yang dilansir majalah tempo bahwa dana ACT juga digunakan untuk kepentingan pribadi.
"Dana donasi ACT juga digunakan oleh Ahyudin untuk DP rumah dan pembelian furnitur utk istrinya," cuit @Miduk17.
Dana donasi ACT juga digunakan oleh Ahyudin untuk DP rumah dan pembelian furnitur utk istrinya#JanganPercayaACT
Sumber : Tempo pic.twitter.com/tw4WKKUrlF— Jhon Sitorus (@Miduk17) July 3, 2022
warganet lainnya justru minta publik jangan menghakimi, namun meminta agar pengadilan mengusut tuntas hal ini.
Udah diklarifikasi kalo presiden act dikambinghitmakan https://t.co/DA22LK3pFC
Yg berhak memutuskan cuma pengadilan, kita juga jangan berat sebelah.— ??? (@milkymatcha3) July 3, 2022
Warganet juga meminta Polri menyelidiki lembaga ACT (aksi cepat tanggap) yang diduga selewengkan dana umat terlebih gaji CEO ACT sebesar Rp250 Juta Per Bulan dianggap tak masuk akal.
Pegiat media sosial Eko Kuntadhi juga menyindir gaji CEO Aksi Cepat Tanggap atau ACT sebesar Rp250 Juta per bulan.
Menurutnya gaji CEO ACT, yang merupakan lembaga filantropi itu itu jauh lebih besar dari gaji komisari dan dirut BUMN.
Gaji CEO Rp250 juta sebeluan. Level tengah bisa Rp80 juta sebulan. Fasilitas kendaraan Alphard atau Fortuner. Semua hasil mengepul sumbangan.
Komisaris sama dirut BUMN mah, lewat... pic.twitter.com/nVfgOJz8PY— Eko Kuntadhi (@_ekokuntadhi) July 3, 2022
Banyak dari warganet memberikan kritikan dan sindiran dengan beragam kalimat yang tajam.
Daftar gaji petinggi yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) per bulan :
1. Pendiri ACT (Ahyudin) Rp 250.000.000
2. Senior Vice President Rp 200.000.000
3. Vice President Rp 80.000.000
4. Direktur Eksekutif Rp 50.000.000
Kendaraan dinas : Toyota Alphard, CR-V & Pajero Sport pic.twitter.com/XqC4X316Sd— Jhon Sitorus (@Miduk17) July 3, 2022
Adapula warganet yang kebingungan dengan data yang dipaparkan mengenai dugaan kecurangan di ACT.
Saya jadi bingung mau percaya ACT apa percaya Tempo...
Tapi organisasi filantropi begini emang rawan sih. Dengan dalih "jatah 'Amil", mereka seakan bisa mengambil dana sumbangan seenaknya, baru sisanya diberikan kepada penerima bantuan yang sebenarnya... https://t.co/JLxDMcqHqn— Jibril. A. Al-Atsary (@abu_mahdzuroh) July 3, 2022
Lain halnya cuitan Denny Siregar melalui akun twitternya.
Emang masih ada yang percaya ACT ??
Sejak mereka dulu mendukung pemberontak Suriah dan menyalurkan dana dari Indonesia buat pemberontak, gua udah teriak, "Ada yang gak beres dgn lembaga berkedok donasi itu.."— Denny siregar (@Dennysiregar7) July 3, 2022
Warganet juga ada yang curhat mengenai lembaga ACT dalam pengumpulan dana.
Beberapa kritik dari masyarakat terhadap ACT yang pernah saya temui, seperti:
1. Telemarketing-nya terlalu spamming dan annoying.
2. Kontennya terkesan "jualan kesedihan".
3. Beberapa lokasi yang dirasa kurang "layak", dipaksa dijadikan titik penggalangan dana.
4. Dll.— Ijud (@izzuddinalhfzh) July 3, 2022
Sementara warganet lain mengaku bersyukur karena dugaan kecurangan di lembaga itu akhirnya diungkap melalui pemberitaan media.
Akhirnya ACT diungkap sama media @korantempo. Dulu kita pernah bongkar lembaga ini yg diduga berafiliasi dgn gerakan radikalisme Indonesia dan mendukung kelompok separatis Syria yg mengklaim dirinya sbg mujahid Islam. Gak taunya dimakan sendiri. Makanya hati² kalau mau donasi. pic.twitter.com/1Ca9RO3kcZ— Husin Alwi (@HusinShihab) July 3, 2022
Warganet lainnya juga meminta pemerintah agar menertibkan aturan mengenai berapa besaran jatah amil yang dapat dipakai oleh lembaga sosial.
Berkaca dari ACT, sebaiknya pemerintah memutuskan berapa besaran jatah amil yg bisa dipakai oleh lembaga sosial yg menggunakan uang umat. Investigasi Tempo menyatakan sampai 40%. Pihak ACT membantah, hanya maksimal 30%. Itu pun kategorinya sdh ganjil dan gila.— Puthut EA (@Puthutea) July 3, 2022
(ito)
Load more