Jakarta - Direktur LIMA Indonesia Ray Rangkuti menilai publik memerlukan 'efek kejut' dan secara aktif terlibat dalam partisipasi politik dalam menentukan calon pemimpin menuju Pilpres 2024.
Nama-nama populer yang digadang-gadang sebagai calon presiden tidak cukup memberikan efek kejut kepada masyarakat. Partai harus menyiapkan kader-kader terbaik untuk mengisi jabatan politik.
"Semisal kemarin PAN mengusung 9 nama calon presiden tapi tidak mengangkat eksistensi partai politik," katanya.
Sebelumnya, Partai Gerindra sudah hampir pasti mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres. Selain itu ada nama Anies Baswedan hingga Andika Perkasa yang dibidik parpol sebagai capres. Menurut Ray, partai harus dapat menggugah masyarakat melalui terobosan figur yang dapat diusung.
"Kalau tokohnya Sri Mulyani maka orang-orang akan tahu bicara tentang Ekonomi, kalau Sandiaga Uno maka tentang Pariwisata," paparnya.
Alternatif itu maksudnya memiliki isu sendiri dalam penentuan arah Pilpres 2024 itu. Bukan hanya sekedar figurnya tapi asosiasi yang melekat pada tokoh tersebut.
Load more