Contoh kerumitan itu terjadi pada salah satu pemain yakni Azuki Iwatani beberapa tahun lalu.
Karateka putri ini besar dan lahir di Thailand, namun dia memiliki orang tua berkewarganegaraan Jepang.
Sekalipun pemangku kebijakan olahraga di Thailand sangat ingin mengubah status kewarganegaraan Iwatani menjadi warga Thailand, ternyata karateka putri ini ditolak menjadi warga negara Thailand.
Pasalnya undang-undang di negara itu menerapkan syarat ketat dan proses yang panjang sebelum seseorang bisa dinaturalisasi.
Sehingga banyak orang yang urung berganti menjadi warga negara Thailand.
Situasi sama sulit dan pelik juga dihadapi oleh para pemangku kepentingan dan pengelola olahraga di Vietnam, yang juga memiliki rezim kewarganegaraan yang rumit serta terbilang kaku.
Vietnam juga sulit melakukan apa yang tengah dan sudah dilakukan Indonesia.
Kendati sebenarnya melihat program naturalisasi sebagai faktor yang bisa mendongkrak kualitas tim olahraga mereka.
Keinginan itu mungkin kian membuncah karena baik Vietnam maupun Thailand terlihat terintimidasi oleh fakta terus meningkatnya kualitas para pemain timnas sepak bola Indonesia.
Grafik peningkatan kualitas tersebut bisa mereka lihat dengan mata telanjang dari bagaimana Indonesia melalui kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2023 beberapa waktu lalu.
Load more