Datang di Nusantara, rombongan Curacao harus mengitari separuh keliling dunia. Dari Karibia, pasukan Remko Bicentini terbang melintasi hampir tiga samudera, dari Atlantik, Hindia (Indonesia), hingga mendekati Pasifik, dengan singgah di Belanda dan Singapura sebelum sampai di Indonesia.
Curacao terletak di Karibia, 60 km sebelah utara Venezuela dan sekaligus daratan benua Amerika. Walau terletak dekat dengan kawasan Amerika Selatan, federasi sepakbolanya termasuk kelompok CONCACAF atau konfederasi sepakbola Amerika Utara, Tengah dan Kepulauan Karibia.
Bersama Aruba dan Bonaier, Curacao dulu termasuk wilayah seberang lautan Kerajaan Belanda. Dan menjadi koloni sampai 1954 dan kemudian menjadi Antila atau Antilen atau Antilles Belanda sampai 2010, negara pulau ini kemudian memakai nama Country of Curacao atau Negara Curacao.
Meski terkenal dekat dengan sejarah Belanda, Curacao masih memakai nama dari penjajah lain, Spanyol yang membawa juga budaya Portugal. Justru pulau lain yang menggabungkan nama Belanda dan Portugal, yakni pulau kecil Klein Curacao yang tak berpenghuni.
Beribukota di Willemstad yang luasanya hanyas 444 km persegi atau hampir sama dengan luas Kota Palembang di Sumatera Selatan, Curacao memiliki penduduk berjumlah 158.665 jiwa atau hampir setara dengan jumlah penduduk Kota Baubau di Sulawesi Tenggara.
Sampai sekarang, masyarakat Curacao melebur berbagai budaya hingga membentuk bahasa khas, Papiamento atau Papiamentu, yang merupakan bahasa bentukan dari turunan kata-kata Portugal dan dialek lokal di kawasan Karibia ABC (Aruba, Bonaier, Curacao).
Dengan bahasa Papiamento pula, federasi sepakbola Curacao kini memakai nama Federashon Futbòl Kòrsou (FFK), berganti dengan sebutan lama yang menggunakan bahasa Belanda, yakni Curacaose Voetbal Bond (CVB) atau istilah Inggris, Netherlands Antillean Football Union (NAVU).
Meski ukuran negara tergolong kecil, Curacao berdiri cukup tinggi di posisi ke-84 dalam Ranking FIFA dengan nilai 1.293,35 poin per 25 Agustus 2022. Indonesia bercokol di urutan ke-155 ranking FIFA dengan 1.019,19 poin yang mengangakan jarak 71 tangga dari lawan di pemeringkatan dunia.
“Peringkat terpaut jauh tidak apa-apa. Ini yang kita cari. Pemain bisa mendapatkan pengalaman. Saya juga tahu banyak pemain mereka yang bermain di liga-liga hebat di Eropa. Tetapi jangan patah semangat. Apalagi dua kali pertandingan akan dimainkan di Indonesia,” kata Ketua Umum PSSI.
“Suporter juga pasti akan mendukung di stadion,” optimistis Mochamad Iriawan.
Untuk melawan Indonesia, Curacao membawa 23 pemain. Jika menyimak daftar squad, nama-nama pemain seolah menunjukkan budaya matrilineal atau suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu.
Hampir sebagian besar pemain Curacao memakai nama keluarga yang identik dengan perempuan. Di bekas negara Antilles Belanda, termasuk Aruba, penggunaan nama wanita sebagai marga merupakan sesuatu yang mencolok, lebih dari lumrah.
Contoh nama Martina, Gustina, Bonevacia, Benita memiliki akar bermacam teori. Mengambil ide tentang kekuatan atau power ibu atau perempuan, seseorang yang sudah bebas dari perbudakan tapi tidak tahu siapa ayahnya kemudian memilih mengambil nama ibu atau neneknya sebagai marga.
Kiper
Shedrion Mathilda
Tyrick Bodak
Jean-Marc Antersijn
Belakang
Cuco Martina
Ayrton Statie
Bradley Martis
Michaël Maria
Darryl Lachman
Shanon Carmelia
Dylan Timber
Justin Ogenia
Tengah
Leandro Bacuna
Juninho Bacuna
Roly Bonevacia
Kenji Gorré
Kevin Felida
Nathangelo Markelo
Shermaine Martina
Depan
Rangelo Janga
Gevaro Nepomuceno
Gino van Kessel
Bryan Anastatia
Jeremy Antonisse
Dengan budaya yang unik, termasuk “the power of emak-emak” dalam penamaan keluarga, Curacao kini menjadi kawan baru, juga lawan anyar, bagi tim nasional Indonesia dalam dua pertandingan persahabatan, Sabtu, 24 September dan Selasa, 27 September 2022. (raw)
Load more