Jakarta, tvOnenews.com - Berada di peringkat satu terburuk di dunia dibandingkan dengan kota-kota di negara lainnya dengan level indeks kualitas udara 163 pada Jumat (28/7/2023).
Dilansir dari IQR, dalam pembaruan data pada pukul 10.00 WIB indeks kualitas udara menjadi 155. Hal ini artinya tidak sehat bagi masyarakat Jakarta.
Kemudian tingkat konsentrasi PM 2,5 Jakarta saat itu pada level 62,4 mikrogram per meter kubik atau setara dengan 12,5 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Mengapa belakangan ini Kualitas udara jakarta terasa kian buruk?
Dwikorita KArnawati selaku Kepala BMKG menjelaskan hasil pemantauan konsentrasi PM dua setengah Jakarta yang dilakukan oleh BMKG sepanjang bulan Juli menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi secara umum.
Kondisi kualitas udara di Jakarta mayoritas atau lebih sering berada pada kategori sedang.
Namun demikian, beberapa kali konsentrasi PM dua setengah menunjukkan lonjakan dengan konsentrasi tertinggi dalam satu jam berada pada level 149,3 mikrogram per meter kubik.
Dengan konsentrasi ini, dapat dikategorikan dalam kondisi tidak sehat dan kualitas udara yang kurang baik tersebut lebih sering terjadi pada lepas malam hingga pagi hari.
Selain itu, tingginya konsentrasi PM dua setengah juga dipengaruhi dari sisi kondisi musim saat ini yang memasuki musim kemarau di Jakarta.
Berkurangnya curah hujan ini mengakibatkan pencucian pada polutan. Proses itu menjadi minim berkurang, sehingga mempengaruhi turunnya kualitas udara. Berikut selengkapnya. (ayu)