“ Kegiatan ini murni hadir dari ketulusan warga. Sehingga tidak ada Itu dikomando oleh pengurus agama. Semua sudah tahu kapan jadwal berkumpul untuk memberikan selamat,” imbuhnya.
Tugimin menambahkan tradisi yang dilakukan warga Thekelan sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Hanya saja baru bisa diabadikan dan disebarkan sejak terdapat media sosial yang berkembang.
“ Waktu belum ada media sosial tradisi ini sudah dilaksanakan oleh warga. Walaupun bentuknya hanya dari rumah ke rumah,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Thekelan, Supriyo mengaku dengan adanya tradisi ini dirinya merasa bersyukur memiliki warga yang saling menghormati antar umatnya.
Serta memiliki rasa toleransi yang tinggi sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang adem, ayem, dan tentram.
“ Ini kami lakukan berdasarkan kebersamaan dan cinta kasih. Kami cinta terhadap seluruh warga dan cinta negara ini,” ujar Supriyo.
Dusun Thekelan mayoritas warga memeluk agama Buddha dengan jumlah kurang lebih 300 penduduk, sedangkan jumlah seluruh penduduk Dusun Thekelan mencapai 700 penduduk. (abc/buz)
Load more