Pati, tvOnenews.com - Musim kemarau panjang membawa berkah bagi petani garam di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Cuaca panas mempercepat proses pembuatan garam, sehingga produksi garam meningkat.
Tiga bulan terakhir, penghasilan petani tambak garam di Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Pati, Jawa Tengah, meningkat. Pasalnya, panas yang terik membuat garam cepat jadi sehingga produksi garam meningkat.
Menurut salah seorang petani garam, Alim, jika sebelumnya untuk memproduksi garam membutuhkan waktu sekitar empat hari, sekarang dua hari sudah bisa dipanen.
“Sebelumnya untuk membuat garam satu kotaknya membutuhkan waktu tiga hari empat hari, sekarang cuaca panas sekali dua hari sudah bisa panen garam,” kata Alim, Selasa (31/10/2023).
Selain garam cepat jadi, cuaca panas juga membuat produksi garam meningkat.
“Cuaca panas sekali ini sangat menguntungkan petani garam. Jika saat cuaca panas biasa per kotaknya dapat dua belas karung garam, sekarang saat cuaca panas sekali saking cerahnya sekarang dapat lima belas karung enam belas karung garam,” terangnya.
Namun, banyaknya produksi garam ini berimbas terhadap menurunnya harga garam ditingkat petani.
“Sejak garam banyak ini harganya turun. Dulu itu per kilogram Rp 1.000, sekarang jadi Rp 700 sampai Rp 750,” keluhnya.
Untuk menekan kerugian, petani garam mensiasatinya dengan menimbun garam di gudang dan akan dijual saat musim penghujan.
“Kalau panas terus ya kemungkinan harga bisa turun lagi. Sementara kita timbun di taruh di dalam gudang, nanti saat musim hujan kalau harganya naik ya kita keluarkan kita jual,” ungkap Alim.
Meski produksi garam meningkat dibandingkan beberapa bulan lalu, namun para petani garam mengeluh tidak bisa memaksimalkan hasil panen. Pasalnya, petani garam kesulitan mengalirkan air dari laut ke tambak tambak mereka akibat pendangkalan di alur sungai.
“Kekeringan ini sangat berpengaruh bagi petani garam karena air dari laut pasangnya nggak bisa sampai tambak. Masuk ke kali Mujil itu buat dinaikin ke tambak itu sudah habis karena sungainya dangkal,” ujarnya.
Para petani garam terpaksa harus menggunakan mesin pompa air untuk menyedot air yang mengalir dari laut guna mengairi lahan tambak garam.
“Mensiasatinya ya air dari laut yang mengalir di sungai disedot pakai diesel,” ungkap dia.
Agar hasil panen garam bisa lebih maksimal, para petani garam di Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, berharap ada perhatian pemerintah untuk melakukan normalisasi sungai, sehingga air laut bisa mengalir lancar ke tambak tambak petani.
“Harapan kami sungai yang untuk mengalirkan air dari laut itu dikeruk biar air laut lancar sampai ke tambak,” pungkasnya. (arm/buz)
Load more